Ngerampek di Lombok, Perlahan Hilang Ditelan Waktu

14 Agustus 2022 15:00

GenPI.co Ntb - Salah satu tradisi, para petani di zaman dahulu ialah, saat panen selalu berkelompok.

Tradisi itu, kemudian dikenal dengan Ngerampek, oleh masyarakat Lombok hingga era 90-an.

Tradisi ngerampek atau berampek biasanya, dilakukan masyarakat memisahkan padi dari batangnya.

BACA JUGA:  Festival Sungai Jangkuk Patut Didukung, Gairahkan Seni dan Budaya

Hanya saja, saat ini tradisi tersebut perlahan mulai menghilang akibat hadirnya teknologi.

Ngerampek, merupakan proses memisahkan bulir padi dari batangnya dengan papan kayu berbentuk segi tiga.

BACA JUGA:  Kapolda NTB Terima Gelar Prabekel Gumi Rinjani

Proses ngerampek mulai dari memotong, memilah sampai memukul padi hingga gabah terlepas dan menjadi beras.

Tradisi ngerampek, biasanya dilakukan secara berkelompok dengan satu kelompok terdiri empat sampai enam orang.

BACA JUGA:  Kebangruan, dari Mengundang Roh ke Seni Pertunjukan

Dalam tradisi ini, salah satu tujuannya ialah membangun rasa kebersamaan dan memperkuat kekeluargaan.

Kelompok perampek, saat selesai mengerjakan tugasnya mendapat upah berupa padi yang dipanennya.

Biasanya ada yang memberikan, 12 kilogram per satu kwintal, di mana kemudian dibagi rata oleh kelompok.

Ngerampek biasanya, dikerjakan dua sampai tiga hari berturut-turut. Tergantung luas lahan yang dipanen.(*)

Redaktur: Zainal Abidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB