GenPI.co Ntb - Zikir Saman merupakan sebuah tradisi yang sampai sekarang masih sering dilaksanakan oleh masyarakat Sasak atau Lombok.
Terdapat beberapa perbedaan sudut pandang mengenai zikir Saman. Sebagian masyarakat berpandangan bahwa Saman merupakan majlis zikir yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT karena syair-syair yang dibaca dalam zikir Saman terdiri dari salawat dan kalimat tauhid.
Sebagian masyarakat yang lain berpandangan bahwa zikir Saman merupakan tradisi religius, yang berfungsi bukan hanya sebagai majlis zikir, tetapi sekaligus berfungsi sebagai hiburan kesenian masyarakat.
Ada pula masyarakat yang memandang bahwa zikir Saman sebagai tarekat, meskipun tidak memiliki guru yang jelas, sebagaimana tarekat-tarekat yang lain.
Pertunjukan zikir saman biasanya dilakukan saat acara serakalan orang yang pergi berhaji dan dilakukan pada malam hari, setelah shalat Isya.
Pertunjukan zikir saman dibagi kedalam tiga tahapan. Tahap pertama dimulai dengan zikir, seluruh pemain hanya melakukan dzikir dengan khidmat, masing-masing pemain saling berhadapan satu dengan yang lainnya.
Tahap kedua, tahapan asroqol. Pada bagian ini membaca syair-syair yang mengagungkan Nabi Muhammad SAW yang diambil dari kitab Barzanji.
Tahapan terakhir yaitu tahap saman, pada bagian ini seluruh pemain zikir saman melakukan joged dengan sesuai dengan irama beluk, karena tahapan ini merupakan bagian hiburan dari pertunjukan zikir saman.
Setidaknya, ada dua jenis gerakan yakni, gerakan nunggal dan gerakan inti. Gerakan nunggal adalah salah satu praktek zikir saman yang berbentuk sama yakni mendengarkan syair-syair yang terdapat di dalam kitab Lu’lu Mansyur.
Syair-syair itu dilantunkan dengan penuh irama dan cengkok oleh seorang Hadi (Mursyid). Kemudian dalam waktu bersamaan para jama’ah zikir saman mendengarkan dengan khidmat sambil menghayati makna dan pesan-pesan dalam
syair tersebut.
Seorang Hadi dalam gerakan nunggal ini juga aktif melantunkan beberapa ayat Alquran dan shalawat Nabi dan doa-doa.
Dalam gerakan nunggal terdapat beberapa amalan zikir dan wirid, yang diawali dengan surah Ad-Dhuha kemudian diakhiri dengan doa-doa.
Kemudian geraka inti, dilakukan dalam posisi yang sama, tetapi dalam keadaan berhadapan antara dua. Gerakan ini juga diiringi dengan syair-syair (dipimpin oleh seorang Hadi).(*)