Alat Ini Jadi Mitigasi Bencana Berdasar Kearifan Lokal

15 Mei 2022 11:00

GenPI.co Ntb - Mitigasi bencana dari kearifan lokal yang masih dipelihara dan nilai efektif memberikan informasi dan peringatan dini bencana kepada masyarakat adalah kentongan dan beduk.

Sampai kini kedua alat tersebut tetap digunakan oleh masyarakat sebagai pemberi informasi.

"Dua kearifan lokal itu masih kita manfaatkan sebagai mitigasi bencana. Lainnya, sudah berubah sesuai perkembangan zaman dan teknologi," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Akhmad Muzaki dilansir dari Antara.

BACA JUGA:  Kabupaten Loteng Berangkatkan 331 CJH

Dijelaskanl, dua alat mitigasi bencana dari kearifan lokal tersebut biasanya akan dibunyikan ketika ada satu bencana yang terjadi di sebuah lokasi.

"Untuk beduk biasanya dilakukan masyarakat di masjid-masjid sedangkan kentongan dibunyikan di banjar-banjar umat Hindu,"terangnya.

BACA JUGA:  Harga Minyak Goreng Curah di Kabupaten Loteng Turun

Kentongan dan beduk, tambah Muzaki, hingga kini masih menjadi EWS (early warning system) atau sistem peringatan dini menjadi bagian penting dari mekanisme kesiapsiagaan masyarakat karena peringatan dapat menjadi faktor kunci penting yang menghubungkan antara tahap kesiapsiagaan dan tanggap darurat.

"Kentongan dan beduk merupakan tindakan memberikan informasi dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat," katanya.

BACA JUGA:  Kabupaten Loteng Aman dari Hepatitis Misterius

Dengan target, agar masyarakat dapat merespon informasi tersebut dengan cepat dan tepat karena kesigapan dan kecepatan reaksi masyarakat diperlukan karena waktu yang sempit dari saat dikeluarkannya informasi datangnya bencana.

Sementara peringatan dini bencana yang sudah berkembang mengikuti teknologi saat ini antara lain, kata Muzaki, bisa lakukan dengan membunyikan sirene dan pengeras suara.

Redaktur: Febrian Putra

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB