GenPI.co Ntb - Bila melintas sepanjang jalan dari Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat sampai Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara banyak dijumpai botol dengan air berwarna putih.
Bila Ramadan, minuman ini diserbu oleh masyarakat. Mereka akan berbondong-bondong menjadikan sebagai minuman berbuka.
Masyarakat Sasak mengenal minuman tradisional ini dengan sebutan Tuak Manis.
Minuman yang muncul dari Pohon Enau. Bagi masyarakat, minuman ini dipercaya aman dikonsumsi oleh kalangan tua, muda, dan anak-anak.
Tuak manis berbeda dengan tuak yang telah melalui proses fermentasi dan mengandung alkohol.
Tuak manis memiliki warna putih seperti warna air cucian beras dan sedikit kental.
Sedangkan tuak yang mengandung alkohol berwarna merah keruh kemerahan dan ada pula yang berwarna putih kebeningan.
Minuman segar yang diolah dari sari pohon enau (aren) ini tidak memiliki kandungan alkohol sama sekali.
Lebih tepatnya, Tuak Manis di Lombok ini dapat kita sebut sebagai minuman alami sebelum melalui proses fermentasi yang menimbulkan kadar alkohol di dalamnya.
Tuak Manis, lebih segar lagi jika diminum langsung ketika baru diambil dari pohonnya. Konon, tuak manis mengandung beragam manfaat dalam hal mengusir bermacam penyakit.
Pengambilan air enau ini dilakukan dengan cara alami.
Petani memotong salah satu cabang Pohon Enau, lalu menaruh wadah untuk menampung air yang dihasilkan dari potongan cabang tersebut.
Jika air enau dimasak, maka cairannya akan semakin mengental dan menjadi gula. Ketika dibekukan maka akan menjadi gula merah (brown sugar).(*)