Ritual Nunas Neda, Cara Petani Kesik Mohon Kesuburan

19 November 2021 04:00

GenPI.co Ntb - Gerimis pagi Minggu (14/11/2021), menyertai petani Desa Kesik Lombok Timur menjalankan ritual adat Nunas Neda.

Hujan seolah-olah menyapa petani, yang tengah menyatakan rasa syukur dan memohon kepada sang Maha Kuasa.

Ritual Nunas Neda dilakukan warga yang sehari-hari menjadi petani, sejak dahulu. Prosesi adat ini, merupakan cara petani di Desa Kesik memohon sejak dahulu agar sang pencipta memberikan kesuburan tanah, kemakmuran, keselamatan serta jauh dari mara bahaya atas perubahan musim.

Prosesi ritual Nunas Neda dipusatkan di mata air Pemetak. Mata air ini memiliki tujuh cabang, namun tetap di satu kawasan.

Di mata air Pemetak, sekitar 50 warga yang ikut ritual ini membawa tujuh jenis dulang (sebutan untuk wadah makanan khas Sasak) sebagai simbol rasa syukur, lalu sesajen.

Mengawali prosesi ritual, lantunan doa kepada sang pencipta dipimpin para mangku (tokoh adat Sasak) dibacakan. Doa-doa berisi permohonan dan rasa syukur ini diikuti dengan khusyuk.

Setelah doa selesai dibaca, warga bergerak menuju Tirtaratu untuk menjalankan prosesi ritual ke dua.

Di sana, warga kembali berdoa di memohon keselamatan dan kesuburan kepada sang pencipta.

Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lombok Timur, Yoggy mengatakan tahun ini pemerintah desa ikut terlibat. Tujuannya, untuk mempromosikan adat ini agar diketahui oleh orang di luar Desa Kesik.

Adat di Desa Kesik sendiri diakui banyak diwarisi budaya Bali yang hingga saat ini masih melekat. Meski saat ini, perubahan kultur dan religi sudah banyak berubah.

"Secara tanggal memang tidak ditetapkan, namun datangnya hujan menjadi tanda jika ritual ini akan dilakukan," ujarnya, Kamis(18/11/2021).

Ia mengaku, saat ini BPPD Lombok Timur terus menggali berbagai macam kearifan lokal yang sekiranya kedepan bisa menjadi objek wisata budaya di Lombok Timur.

Tentu, keterlibatan pihak desa dalam kegiatan yang digelar petani ini menjadi awal yang baik untuk mencanangkan ritual ini dalam kalendar kegiatan tahunan.

"Kami berharap kearifan lokal di Lombok Timur semakin banyak bermunculan sehingga suguhan untuk para wisatawan semakin beragam," ungkapnya.

Kepala Desa Kesik Muhammad Kadri menyebutkan biasanya ritual Nunas Nede digelar oleh petani atau kelompok tani saja.

Sementara pemerintah hanya sebagai undangan. Namun untuk tahun ini, pemerintah desa ikut terlibat menyiapkan prosesi ritual ini. (*)

 

Redaktur: Zainal Abidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB