Mengenal Identitas Masyarakat Sasak Lewat Umbaq

06 Februari 2022 03:00

GenPI.co Ntb - Pada setiap acara adat di masyarakat sasak, ada beberapa orang yang memakai selendang khusus.

Selendang ini disebut dengan Umbaq.

Mengutip dari laman Majelis Adat Sasak, secara harfiah, kata umbaq berarti : asuh, emong, atau gendong.

BACA JUGA:  Mengenal Sekilas Tentang Tari Gendang Beleq, Adat Suku Sasak

Dalam bahasa Sasak ini bermakna menjaga atau merawat. 

Umbaq terbuat dari kain sepanjang 200 x 30 cm. Untuk umbaq yang berukuran lebih pendek, disebut Umbaq Kombong atau saje, dimana ukurannya adalah 100 x 20 cm.

BACA JUGA:  Mengenal Berugaq Sekepat, Rumah Adat Suku Sasak Lombok

Ketua Majelis Adat Sasak, Lalu Bayu Windya menjelaskan, Umbaq ebagai salah satu atribut pendukung di dalam mengenakan busana adat Sasak yang resmi.

Umbaq dapat dikenali sebagai kain tenun serupa selendang, yang penggunaannya terkini pada umumnya diselempangkan di pundak.

BACA JUGA:  Mengenal Sekilas Baju Adat Lambung Khas Sasak Lombok

Penambahan umbaq pada pakaian adat Sasak dipercaya menambah kesan wibawa pemakainya.

Aksesoris busana adat ini bisa dimaknai sebagai penegasan identitas kesasakan.

Pada beberapa komunitas yang masih memegang erat adat sasak dengan gigi gerahamnya, kedudukan umbaq merupakan salah satu piranti pribadi yang sangat penting. ini merupakan personal identity bagi pribadi orang Sasak.

Itulah mengapa dalam proses pembuatanya dikerjakan khusus untuk seseorang tertentu.

Ritualnya pun tergolong rumit, berbiaya, penuh doa dan puja puji yang diniatkan sebagai harapan akan kemuliaan bagi pemiliknya.

Ada peran khusus dari orang tertentu sebagai pembimbing selama ritual pembuatannya.

Dahulu, umbaq dibuat bagi seorang anak yang baru saja lahir.

Biasanya, pembuatan umbaq dirangkaikan dengan saat ada rowah dalam sebuah keluarga, misalnya ada anak lain yang sedang besunat atau disebut beselam (khitanan) atau bagian dari rangkaian upacara pernikahan kerabat atau keluarga dari anak yang baru lahir.

Dikatakan rumit, karena setiap tahapan, mulai dari pemilihan kapas, pemintalan kapas menjadi benang, pencelupan (dengan bahan pewarna alami), penenunan, dilewati secara cermat dengan pembacaan doa yang difokuskan pada diri seseorang yang akan dibuatkan umbaq.

Maka wajar jika umbaq juga kemudian diidentifikasi sebagai atribut pribadi sang pemiliki, bisa dipandang sebagai kartu nama dalam konteks kekinian.(*)

Redaktur: Febrian Putra

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB