GenPI.co Ntb - Rumah Adat Bale Lumbung, adalah rumah suku Sasak asli penduduk Pulau Lombok. Hingga saat ini, masih terjaga.
Rumah Suku Sasak ini memiliki dua jenis rumah adat yang bernama Bale dan Lumbung.
Rumah Bale atau Balai, adalah rumah yang dipakai masyarakat Suku Sasak sebagai tempat tinggal.
Sedang Lumbung, tempat menyimpan hasil panen atau padi dan segala kebutuhan masyarakat suku Sasak.
Kata Lumbung, dalam Bahasa Indonesia memiliki arti tempat penyimpanan hasil panen.
Bale Lumbung ini, dengan mudah di temukan di Lombok Tengah salah satunya di Desa Ende atau dikenal dengan Desa Sade.
Di desa tersebut bale lumbung masih berdiri kokoh, rumah yang canggih konstruksinya di masanya.
Rumah Adat Bale Lumbung ini, sudah ada sejak abad ke-17 sejak pemerintahan Kerajaan Karang Asem.
Bale Lumbung pun dilengkapi dapur, tempat penyimpanan makan dan ampen.
Bahan utama Bale lumbung adalah bambu berukuran 2x2 m. Pintu masuk Bale Lumbung dibuat dengan sistem geser.
Selain itu, bale lumbung memiliki tangga berjumlah tiga anak tangga. Berfungsi sebagai penghubung, antar ruangan luar dan ruangan dalam.
Memiliki bentuk seperti rumah panggung, dengan atap runcing melebar dan lurus ke bawah. Jarak dengan tanah 1,5–2 meter dan diameter 1,5 – 3 meter.
Atap Rumah adat bale lumbung memiliki bahan dasar dari jerami kering, yang disusun sangat rapat.
Filosofi dari Rumah Adat Bale lumbung ialah, cerminan dari tingkatan strata sosial masyarakat suku Sasak.
Masyarakat Sasak, pada zaman dahulu merupakan orang yang berkategori tingkat kesejahteraan tinggi.
Rumah Adat Bale Lumbung menghadap timur, filosofinya simbol kepercayaan suku Sasak terhadap Islam.
Arah timur merupakan arah kiblat. Pintu berbentuk mungil, membuat tamu merunduk.
Inipun memiliki filosofi, bahwa tamu harus memiliki etika menghormati tuan rumah.
Lumbung atau tempat menyimpan, memiliki filosofi rasa syukur masyarakat suku Sasak kepada rezeki yang diberikan Tuhan.(*)