Maulid Nabi di Bayan Lombok Utara, Perpaduan Budaya dan Syariat

29 Januari 2022 07:00

GenPI.co Ntb - Setiap tahun, maulid Nabi Muhammad oleh masyarakat Bayan Lombok Utara digelar selama dua hari.

Hari pertama, warga menyiapkan bahan makanan dan perbekalan untuk upacara Kayu Aiq.

Sementara pada hari kedua, mereka melaksanakan doa dan makan bersama di Masjid Kuno Bayan.

Bayan adalah pintu gerbang Islam di Lombok. Masjid Bayan kuno dibangun pada abad ke-16.

Masjid ini saksi penyebaran Islam oleh Wali Songo. Dalam perkembangan, terjadi perpaduan budaya adat Sasak dan Islam.

Ada beberapa makam leluhur yang menyebarkan agama Islam di sekitar masjid, seperti Makam Gauz Abdul Razak (Makam Reaq).

Kemudian Makam Titik Masi Penghulu, Makam Titik Mas Penghulu, Makam Sesait, Makam Karang Salah dan Makam Desa Anyar.

Ada perhitungan tersendiri untuk perayaan Maulid di masyarakat Bayan, yang disebut Sareat (Syari’at).

Dua hari setelah atau tepatnya pada 14-15 Rabi`ul Awal, digelar prosesi Maulid Adat Bayan.

Hari pertama, masyarakat adat Bayan pergi ke Kampu (desa asal masyarakat) mengantarkan hasil panen ke Inan Menik (ibu beras).

Inan Menik kemudian mengolahnya untuk dihidangkan kepada kyai, penghulu dan tokoh adat pada hari utama perayaan maulid atau biasa disebut mulud adat.

Inan Menik menandai dahi warga, dengan mamaq (sirih) saat upacara adat yang disebut menyembek.

Kemudian warga, membersihkan Balen Unggun (tempat sekam/dedak) dan Balen Tempan (tempat alat penumbuk padi) dan Rantok (tempat menumbuk padi).

Upacara dilanjutkan membersihkan Gendang Gerantung, dan beberapa warga menjemput Gamelan Gerantung.

Setibanya, digelar upacara penyambutan dengan penataan sirih dan pinang sebagai tanda mulai rangkaian kegiatan mulud adat.

Para perempuan, menumbuk padi dengan irama dari alat musik tempan terbuat dari bambu panjang.

Padi yang dihaluskan dalam lesung seukuran perahu yang disebut menutu.

Pada saat yang sama, gamelan ditampilkan untuk mengiringi ritual mencari bambu tutul.

Banbu tutul dibuat umbul-umbul atau Penjor yang akan dipasang di pojok Masjid Kuno Bayan atau dinamai Pemasangan Tunggul.

Untuk sesi ini, hanya dijalankan kaum adam dengan panduan pemangku asat atau Melokaq Penguban setelah mendapat restu dari Inan Menik.(*)

Redaktur: Zainal Abidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB