GenPI.co Ntb - Langit masih gelap. Cahaya berjejer di pinggir laut Pantai Seger, Lombok Tengah.
Ribuan orang membawa senter dan jaring. Beberapa dari mereka mengangkut ember atau jiriken.
Tampak dari jaring mereka mengambil benda panjang berwarna hijau, hitam, kekuningan, dan kecoklatan.
Itulah yang disebut cacing laut atau oleh orang Lombok disebut dengan Nyale.
Setiap tahun agenda berburu nyale atau disebut Bau Nyale dilaksanakan beramai-ramai. Keputusan dimulai Bau Nyale ini setelah melewati perhitungan.
Ya, ada Sangkeo Wariga. Menghitung dengan tanggalan suku Sasak. Para tetua menentukan waktu yang pas untuk memulai Bau Nyale.
Ribuan orang yang turun ke laut ini mengalahkan kantuk.
Tangan mereka terampil membalik karang. Berharap cacing-cacing jelmaan Putri Mandalika itu bermunculan.
Cerita rakyat menyebut Nyale ini merupakan jelmaan Putri Mandalika yang terjun ke laut ketika dia hendak dinikahi oleh beberapa pangeran.
Tua muda, perempuan laki-laki, besar kecil, anak-anak hingga dewasa, begitu bersemangat untuk mendapatkan hewan tak berkaki.
Bau Nyale kini dikemas menjadi salah satu agenda tahunan Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah maupun Provinsi NTB.(*)