GenPI.co Ntb - Kegiatan bisok menik atau mencuci beras bukan sekadar membersihkan beras sebelum dimasak, namun memiliki makna sejarah.
Ini tradisi yang terawat panjang di masyarakat adat Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara (Lotara)
Lokasi bisok menik ini tidak pernah diubah sejak zaman dahulu hingga sekarang yaitu di Lokok Bajo.
Menarik menyaksikan kekompakan para ibu rumah tangga menggunakan pakaian tradisional.
Mereka berjajar rapi. Membawa beras diatas kepalanya yang ditaruh disebuah baki dari anyaman bamboo.
Kemudian berjalan beriringan di jalan raya menuju Lokoq Bajo. Dan Sebagai syarat yang boleh mencuci beras ini adalah perempuan yang suci.
Tak boleh ada perempuan haid ikut dalam Bisok Menik. Sepanjang jalan mereka tak diperkenankan saling berbicara.
Ketika sampai di mata air Lokoq Bajo , beraspun mulai dicuci bersih. Setelah beras dicuci, kemudian di masak menjadi nasi.
Kemudian menata hidangan pada sebuah tempat yang dibuat dari rautan bambu yang disebut ancak.
Prosesi bisok beras diawali dengan penyembelihan hewan ternak yang dikumpulkan komunitas adat setempat. san ekor ayam dipotong didalam kampu.
Semua hewan ternak yang dipotong adalah sumbangan dari komunitas adat setempat, yang jika dihitung secara matematika, harganya sampai ratusan juta rupiah.
Terlihat kekompakan masyarakat adat yang tidak pernah berhitung ketika melakukan ritual adat. pemotongan hewan
Satu hal yang tetap dipegang teguh oleh komunitas adat dalam melaksanakan berbagai ritual adat, yaitu ringan sama dijinjing dan berat sama dipikul.
Maulid adat Bayan dan ritual adat lainya sebagai perekat bagi komunitas setempat.(*)