GenPI.co Ntb - Intensitas hujan yang cukup tinggi di Pulau Lombok beberapa hari lalu membuat tanaman tembakau rusak atau layu.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Swadaya Lombok (Apetal) NTB Jopi Hendrayani mengatakan saat ini kondisi tembakau para petani sangat parah.
Jopi menyinggung sikap pemerintah yang lamban dalam mengambil keputusan atas musibah yang menerpa para petani tembakau.
“Kami mendesak pemerintah mencarikan solusi terbaik bagi petani yang merugi," kata Jopi kepada GenPI.co NTB, Senin (10/7).
Dia menilai pemerintah provinsi dan kabupaten tidak memiliki rencana menangani situasi krisis yang dialami petani.
Menurut dia, pemerintah memiliki anggaran yang sangat besar melakukan kegiatan dalam membantu petani.
"Apakah dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) itu hanya dinikmati oleh yang bukan petani tembakau saja?" tegas pria asal Desa Beleka, Lombok Tengah, itu.
Dia menegaskan di provinsi NTB ada ratusan miliar dana DBHCHT yang digelontorkan pada 2023, sedangkan di Lombok Tengah lebih dari Rp 55 miliar.
"Seharusnya pemerintah memberi solusi bagi para petani tembakau dengan kondisi saat ini. Ke mana dana itu dipakai?" kata politikus Partai Perindo itu.
Jopi mengatakan pemerintah seharusnya hadir saat melihat cuaca yang tidak menentu demi meringankan beban petani.
"Kami sangat menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan tidak mau peduli," ucap Jopi. (*)