GenPI.co Ntb - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Nusa Tenggara Barat (NTB) Amri Nuryadi menyebut luas kawasan hutan di NTB mencapai 1,1 juta hektare.
Menurut dia, saat ini laju kerusakan hutan mencapai 50-60 persen.
"Laju kerusakan setiap tahunnya mencapai 200 hektare. Posisinya kritis," kata Amri kepada GenPI.co NTB, Senin (22/5).
Amri menilai penyebab kerusakan hutan ialah pertambangan dan pembangunan destinasi pariwisata.
"Ada 355 izin usaha pertambangan dan paling besar di kawasan hutan," ungkap Amri.
Berdasarkan data BPBD, pada 2023 tercatat 68 kali bencana ekologi, seperti banjir dan longsor.
"Apakah kita mau menambah lagi laju kerusakan hutan?" ucap Amri.
Pihaknya meminta dinas terkait lebih selektif mengeluarkan izin yang berdampak terhadap kerusakan hutan.
Artinya, mencari solusi ekonomi jangan sampai menghancurkan daya hidup lingkungan.
"Hutan juga ruang hidup masyarakat," tegas Amri.
Dia mencontohkan, pada 2021, uang yang beredar karena upaya dari masyarakat yang mencari makan dengan melestarikan hutan mencapai Rp 41 miliar. (*)