Kibarkan Bendera Perang! IDI Lombok Tengah Basmi Kasus Stunting

20 November 2022 09:17

GenPI.co Ntb - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lombok Tengah mengibarkan bendera perang terhadap kasus stunting.

Mereka melakukan berbagai cara untuk memerangi kasus stunting di Lombok Tengah.

Salah satu caranya ialah dengan menggelar bakti sosial bertema Fight Againts Stunting di Dusun Mandok, Desa Tanak Beak, Batukliang Utara, Minggu (20/11).

BACA JUGA:  Instruksi Gubernur NTB Soal Stunting Dicabut, Ini Alasannya

"Stunting menjadi perhatian pemerintah karena di NTB, khususnya Lombok Tengah, angka stunting masih tinggi," kata Ketua IDI cabang Lombok Tengah Mamang Bagiansyah kepada GenPI.co NTB, Minggu (20/11).

Mamang menjelaskan selama ini kasus anak stunting di Desa Tanak Beak masih tinggi.

BACA JUGA:  Atasi Stunting, Lombok Tengah Bakal Tanam Padi Ini

Pihaknya pun akan mencari tahu penyebabnya. Setelah itu, pihaknya akan mencari solusi menekan kasus stunting.

Direktur RSUD Praya itu menjelaskan bakti sosial tidak hanya dilakukan kali ini saja.

BACA JUGA:  Rp 1 Miliar Pulsa untuk Pendamping Stunting Mataram

"Program itu tidak hanya sekali saja kami lakukan di Tanak Beak, tetapi berkelanjutan," ujar Mamang.

Dalam kesempatan itu, IDI Lombok Tengah menyatakan diri sebagai bapak asuh bagi para balita yang mengalami stunting.

"Kami akan konsisten melawan stunting dan tentunya kami butuh sinergi semua pihak, termasuk peran orang tua," ungkapnya.

Camat Batukliang Utara M. Syukri optimistis IDI Lombok Tengah ke depannya konsisten melawan stunting, khususnya di Desa Tanak Beak.

Pihaknya mengaku bingung perihal penyebab tingginya kasus stunting di Tanak Beak.

Sebab, padi, sayur-mayur, dan buah sangat berkecukupan di Batukliang Utara.

"Entah karena pernikahan dini atau pola asuh yang salah. Perlu sama-sama dikaji," ungkapnya.

Sementara itu, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Lombok Tengah Nasrullah menyebut stunting di Tanak Beak menyentuh angka 35 persen.

"Dari 1.760 anak di Desa Tanak Beak, 586 mengalami stunting," sebutnya.

Dia menduga penyebab tingginya stunting di Desa Tanak Beak lantaran pola asuh akibat pernikahan anak.

"Jika anak menikah di bawah usia 19 tahun, lebih pantas disebut pernikahan anak, bukan pernikahan dini," bebernya. (*)

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB