GenPI.co Ntb - Peresean yang berbentuk seni pertarungan antar dua laki-laki, dipertandingkan dengan menggunakan rotan dan tameng berbahan kulit hewan.
Olahraga ketangkasan yang masih tumbuh subur ditengah masyarakat Sasak ini, memiliki sejarah dan nilai filosofi yang mendalam.
"Ada beberapa versi yang diyakini masyarakat tentang sejarah peresean ini. Diantara yang paling populer adalah keyakinan bahwa presean merupakan ritual untuk mengundang hujan," kata Ketua Mejelis Adat Sasak (MAS) Lalu Bayu Windya saat ditemui di Mataram, Kamis (9/12)
Dikatakan, persepsi yang menyebutkan presean sebagai ritual pengundang hujan ini belum mewakili sejarah.
Menurutnya, olahraga ini merupakan perwujudan dari peralihan adu ketangkasan para ksatria di jaman kerajaan dulu. Sejarah presean ini diakuinya memang perlu dijabarkan lebih lengkap.
"Jaman dahulu Lombok ini terbagi dalam sejumlah wilayah kekuasaan beberapa kedatuan. Setiap kedatuan memiliki para ksatria,” terangnya.
Sebagai pemimpin pasukan perang biasanya pengemban tanggungjawab ksatria sebagai panglima perang ini diwariskan juga secara turun-temurun.
Pengemban tanggung jawab pemimpin bala tentara perang ini berbekal sejumlah kemampuan khusus.
Baik yang berbentuk keahlian bela diri tangan kosong dan bersenjata serta keilmuan yang bersifat spiritual.
“Dan saat tanggung jawab ini sebagai ksatria ini diwariskan, berbagai kemampuan itu pun ikut diturunkan.
"Kemampuan khusus ini bentuknya beragam dan setiap keahlian tersebut membawa sifatnya masing-masing,” sambungnya.
Biasanya kemampuan beladiri dan spiritual ini sering mengharuskan pembawanya untuk rutin bertarung sebagai penyaluran energinya.
Ilmu dan kemampuan ini tak bisa punah, selalu diwariskan turun-temurun hingga sekarang.(*)