Supaya Maksimal Beri Pelayanan, Bidan Desa Loteng Diberi Motor

27 Juli 2022 06:00

GenPI.co Ntb - Setelah sebelumnya Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) memberikan motor dinas bagi para kepala dusun atau Kadus, kini giliran bidan desa yang diberikan.

Sedikitnya ada 10 bidan desa yang tempat tugasnya memiliki jarak tempuh cukup jauh atau di wilayah pelosok yang diberikan.

Bupati Loteng Lalu Pathul Bahri mengatakan, pemberian kendaraan dinas ini diharapkan agar ke depan pelayanan kesehatan bisa dengan mudah didapatkan oleh masyarakat.

BACA JUGA:  Disdag Mataram Temui Hiswana Migas Bahas Stok Elpiji Subsidi

Dengan kendaraan tersebut, dihajatkan berbagai program seperti penanganan stunting dan kemiskinan bisa dituntaskan.

Adapun bidan desa yang mendapatkan bantuan kendaraan dinas ini diantaranya bidan di Polindes Kopang, Janapria, Batujangkih, Waje Geseng, Serege, Tumpak, Mangkung, Praya, Truwai dan Polindes Langko.

BACA JUGA:  Persimpangan Rawan Macet, Dishub Mataram Ambil Sikap Cermat

Jumlah bidan desa di Loteng secara keseluruhan sekitar 129. Namun, yang difasilitasi kendaraan saat ini adalah bidan Polindes yang tugas di perbatasan desa.

"Motor ini bisa digunakan untuk antar jemput masyarakat,” katanya, kepada GenPi.co NTB Selasa (26/7).

BACA JUGA:  Simak Nih, 12 Calon Anggota Bawaslu NTB yang Lulus Tes Tulis

Disampaikan bupati, pemberian sepeda motor bagi bidan di Polindes ini sebagai wujud kepedulian pemerintah untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kesehatan.

Hajatannya, lebih pada menitikberatkan maksimalnya program dari pemerintah pusat terhadap adanya kasus stunting dan penurunan angka kemiskinan di daerah.

"Pengadaan yang kita lakukan saat ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK),” ungkapnya.

Berbicara kemiskinan, lanjut Ketua DPD Gerindra NTB itu maka stunting menjadi prioritas utama untuk menjadikan target utama yang ditangani.

"Dengan kasus stunting bisa menurun maka dengan sendirinya juga angka kemiskinan bisa menurun,” ujarnya.

Saat ini kondisi stunting di Loteng mencapai 22 persen lebih dan jumlah itu diketahui sudah mengalami penurunan.

Sebelumnya, kasus stunting mencapai 30 persen. Pemkab Loteng sendiri telah membentuk tim penanggulangan Stunting, Kemiskinan Layak Anak (SKLA).

“Angka kemiskinan di Loteng 13 persen dan mudah-mudahan di 2024 bisa turun menjadi 10 persen," harapnya.

Redaktur: Febrian Putra Reporter: Ahmad Sakurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB