GenPI.co Ntb - Bagi penyebar berita bohong tentang penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) sebaiknya harus menghentikan tindakannya.
Polres Lobar sebagai bagian dari Satuan Tugas Operasi Aman Nusa II mengancam akan menindak tegas oknum penyebar berita bohong tentang vaksin PMK yang dapat merugikan peternak.
Kapolres Lombok Barat AKBP Wirasto Adi Nugroho mengatakan, program vaksin PMK ternak merupakan program pemerintah bagi peternak secara gratis agar ternaknya tidak mudah terserang penyakit.
Namun tidak sedikit kendala yang dihadapi di lapangan terkait dengan keengganan peternak untuk melakukan vaksinasi karena mendengar isu-isu yang menyesatkan.
"PMK bisa dicegah, terutama bagi ternak yang masih sehat melalui vaksinasi. Demikian juga terkait kesembuhannya. Tercatat sampai dengan saat ini sudah banyak yang mengalami kesembuhan," katanya.
Dijelaskan, upaya penyembuhan itu terbukti dengan makin berkurangnya ternak yang sakit, sehingga aparat sedang menggenjot upaya pencegahan.
"Petugas sedang berupaya melakukan pencegahan untuk menekan kasus baru PMK melalui vaksinasi ternak, selain upaya-upaya lain, seperti penyekatan dan penyemprotan disinfektan," imbuhnya.
Kepala Bagian Operasi Polres Lobar Kompol Dhafid Shiddiq menambahkan pihaknya terlibat dalam upaya penanganan dan edukasi di lapangan agar peternak tidak dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab dengan cara menakut-nakuti peternak agar mau menjual murah ternaknya.
"Kami akan menindak tegas bila ada oknum yang kedapatan melarang atau menakut-nakuti peternak menyebarkan informasi yang menyesatkan, seperti informasi ternak mati setelah mendapatkan vaksinasi," katanya.
Demikian juga kepada peternak, Dhafid menghimbau untuk melaporkan bila menemukan informasi yang menyesatkan, sehingga aparat bisa menindaklanjuti dengan cepat.
Isu hoaks tentang vaksinasi yang dapat menyebabkan kematian hewan ternak merebak di Kecamatan Sekotong, dan Lembar, Kabupaten Lombok Barat.
Kapolsek Sekotong Iptu I Kadek Sumerta mengakui beberapa peternak enggan melakukan vaksinasi ternaknya karena takut setelah mendengar informasi yang tidak benar.(antara)