GenPI.co Ntb - Persoalan utang piutang antara Gubernur NTB Zulkieflimansyah dengan Ketua PKB Lalu Hadrian Irfani terus menggelinding jadi perbincangan di masyarakat.
Terlebih satu nama politisi DPRD Provinsi NTB yaitu Najamuddin Moestofa ikut terseret namanya setelah menjadi pihak yang diminta menagih. Itu berdasarkan surat kuasa yang juga beredar.
Koordinator Aliansi Pemuda dan Mahasiswa (APM) NTB Rohman Rofiki mengaku, mengikuti keriuhan masalah utang ini mulai dari perbincangan di Grup WA hingga ramai di media massa.
Aktivis ini tak menampik, ada kejanggalan yang terjadi ketika uang miliaran bisa dicairkan dalam waktu yang cepat.
"Kok bisa uang sampai Rp5 miliar dipinjamkan secara personal. Wajar publik bertanya dan ingin tahu," katanya kepada GenPi.co NTB Senin (17/7).
Ditegaskan, jangan disalahkan publik yang bertanya-tanya dengan begitu banyak asumsi. Termasuk soal gratifikasi, pikiran liar terus menggelinding.
Dari beberapa pernyataan gubernur di grup, pria 26 tahun itu merasa curiga bahwa utang piutang hanya bahasa lain. Ada hal lain yang masih perlu didalami.
Sebelumnya, Ketua PKB NTB Lalu Hadrian Irfani mengelak disebut memiliki utang kepada Gubernur NTB.
"Gak ada gratifikasi gratifikasi bro. Saya tidak pernah utang di gubernur," katanya kepada GenPi.co NTB, Jumat (15/7)
Dia mengaku sama sekali tidak mengetahui hutang apa yang dimaksud gubernur.
Ari juga menegaskan, tidak pernah ada masalah dengan gubernur. Lantas, dirinya pun heran mengapa gubernur sebut-sebut dirinya pernah utang di WAG.
"Hubungan kami baik-baik saja dan saya tidak ada pinjam meminjam. Kok seperti ini bahasanya gubernur," kesalnya.
Kepada GenPi.co NTB, pria asli Sumbawa ini bercerita musababnya harus menjabarkan secara terang terkait hutang piutang yang menyeret nama Ketua PKB NTB Lalu Hadrian Irfan.
Heboh mengenai utang ini berawal dari urusan di WA Grup yang menuding ada gratifikais oleh Gubernur NTB.
Jelas, hal tersebut membuatnya kaget. Dia pun kemudian mengklarifikasinya.
Masih sama seperti klarifikasi di platform pesan instan, ketika dikonfirmasi oleh media ini pun kembali menegaskan, justru Ketua PKB NTB memiliki hutang yang belum dibereskan.
"Ada yang tanya saya di WAG ya saya jawab apa adanya. Saya jelaskan tidak pernah terima gratifikasi," katanya, Sabtu (16/7) pagi.
Dia pun dibuat bingung dengan pernyataan Ketua PKB tidak mengakui utangnya tersebut.
"Itu utang pribadi totalnya Rp 5 Miliar dan baru dikembalikan Rp 3,5 Miliar. Ini perlu saya jelaskan agar tidak dianggap gratifikasi," tegasnya.(*)