Bernyanyi dari Kafe ke Kafe, Kini Menjadi Ketua DPRD Loteng

13 Juli 2022 14:00

GenPI.co Ntb - Sebelum terjun di dunia politik, Ketua DPRD Lombok Tengah (Loteng) M Tauhid mengawali karirnya sebagai penyanyi, waitress, dan guide.

Anak ketiga dari pasangan M Sidrah dan Aminah itu manggung dari kafe ke kafe di wilayah Senggigi, Lombok Barat sejak 1992.

Pada 17 Januari 2000, terjadi kerusuhan atau dikenal dengan tragedi 171. Para tamu mancanegara pun mulai sepi akibat tragedi yang mengerikan itu.

BACA JUGA:  Januari-Juni, Data Dinkes DBD di Mataram Capai 385 Kasus

Sepinya para tamu saat itu membuat ayah dua anak itu pun mulai kebingungan dan memilih berhenti terjun di dunia pariwisata.

"Pada 2003, saya mulai terjun ke dunia politik karena memang dengan situasi saat itu pariwisata sepi," katanya kepada GenPi.co NTB Rabu (13/7).

BACA JUGA:  Distan Mataram Temukan 5 Hewan Kurban Alami PMK Ringan

Pria kelahiran 14 Maret 1965 itu akhirnya bergabung sebagai pengurus PDI Perjuangan karena diajak kakaknya yang juga merupakan pengurus partai.

Di 2004, dia mencoba peruntungan untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif lewat PDIP.

BACA JUGA:  Hadapi Covid-19, Dandim Loteng Ajak Tak Menyerah

"Alhamdulillah, saya menduduki kursi parlemen Kabupaten Loteng periode 2004 - 2009," ujarnya.

Kursi parlemen selanjutnya, periode 2009 - 2014 harus direlakan Tauhid karena gagal.

Kegagalan itu membuat Tauhid sempat kepikiran untuk istirahat mencalonkan diri periode selanjutnya. Namun, berkat dukungan masyarakat sekitar menumbuhkan semangatnya untuk ikut dalam kontestasi Pileg periode 2014 -2019.

"Saat itu saya memilih untuk pindah partai ke Gerindra dan Alhamdulillah bisa mengisi kursi parlemen dua periode. Pada periode kedua ini saya dipercaya sebagai Ketua DPRD periode 2019-2024," ungkapnya.

Baginya, terjun di dunia politik adalah cara untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

Dewan Dapil Kopang - Janapria itu mengaku, pendidikan politik diajarkan oleh Almarhum sang ayah. Mengingat, ayahnya saat itu pernah menjabat sebagai Kepala Desa Kopang Rembiga.

"Ayah saya juga merupakan pensiunan ASN pada Dinas Sosial Loteng. Sementara, ibu hanya seorang ibu rumah tangga," ungkapnya.

Pria asal Desa Kopang Rembiga itu juga menceritakan keahliannya sebagai seniman. Jiwa seni itu pun mengalir dari sang ibu.

"Saya pernah membangun sanggar seni. Saya menguasai berbagai jenis tarian. Seperti tari rudat dan peresean. Bahkan, saya pernah pentas menari di Jakarta," akunya.(*)

Redaktur: Febrian Putra Reporter: Ahmad Sakurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB