Salat Id Dipusatkan di Masjid Agung Praya, Begini Pesan Khatib

10 Juli 2022 18:00

GenPI.co Ntb - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) melaksanakan Salat Idul Adha 1443 Hijriah di Masjid Agung Praya.

Petugas Salat Idul Adha di antaranya, sebagai imam Ustad Suryadi Punan, khatib Kiai M Zaidi Abdad dan penyegar ingatan Ustad Suparman.

Shalat Idul Adha dihadiri Bupati Loteng Lalu Pathul Bahri, Wakil Bupati Loteng M Nursiah, para Kepala Dinas dan seribuan lebih ASN serta masyarakat sekitar Kecamatan Praya.

BACA JUGA:  Kekompakan Warga Loteng Membagi Daging Kurban

Jumlah hewan kurban yang diserahkan untuk disebar di 12 kecamatan sebanyak 46 ekor. Terdiri dari Sapi 43 dan 3 ekor kambing.

Khutbah yang disampaikan Kiai Zaidi Abdad menyampaikan bila Salat Idul Adha ini merupakan bentuk rasa syukur semua manusia kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan.

BACA JUGA:  Saat Wabah PMK, Kemenag Mataram Terus Sosialisasikan Kurban

"Pesan dan nilai dari perjuangan Nabi Ismail patut kita pedomani dan kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari," katanya, Minggu (10/7).

Begitu juga dengan Nabi Ibrahim yang mengajarkan ketulusan dan keikhlasan dengan mengorbankan putranya sendiri yakni Nabi Ismail dan ini bentuk pelajaran ujian yang dihadapi Nabi Ibrahim dan Ismail.

BACA JUGA:  Tim Gabungan Bentuk Satgas PMK, Ini Tugas Penting yang Dilakukan

Untuk meloncati sebuah tahapan kehidupan manusia diberikan ujian dan ujian itu agar umat manusia lebih diberi pelajaran untuk mengenal kebesaran tuhannya sehingga kedepannya akan terbentuklah sebuah karakter manusia yang selalu mensyukuri nikmat tuhannya.

Pendidikan yang diajarkan oleh Ibrahim kepada anaknya Ismail adalah bentuk pelajaran yang hakiki menjadi teladan bagi anakanak dan keluarganya.

"Kunci sukses model pendidikan Nabi Ibrahim adalah metode keteladanan," ujarnya.

Dalam Alquran terdapat dua ayat yang menjelaskan bahwa Ibrahim adalah uswatun hasanah bagi umatnya, termasuk bagi anak-anaknya.

Dalam perkembangan psikologinya, anak cenderung meniru (imitatif) orang-orang sekitarnya, terutama dari orang tua.

Di sinilah diperlukan keteladanan orang tua, baik soal keimanan, ketaatan beribadah maupun sikap perilaku.

Sisi lain dari Ibrahim adalah kritis, cerdas dan tabah.

"Pandemi ini menguji kesabaran, ketaatan, kedisiplinan dan keimanan kita. Untuk itu berpikirlah yang bijak dalam menghadapi kehidupan sekarang ini," terangnya.(*)

Redaktur: Febrian Putra Reporter: Ahmad Sakurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB