BI NTB Libatkan UIN Mataram Kampanyekan Produk Halal

23 Juni 2022 06:00

GenPI.co Ntb - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB menggandeng Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram untuk mengkampanyekan pentingnya halal produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

UMKM memiliki potensi pasar yang cukup besar.

Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Heru Saptaji mengatakan, ekonomi syariah saat ini telah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.

BACA JUGA:  5 Kapolres di NTB Diganti, Berikut Ini Daftarnya

Hal itu di dorong oleh beberapa faktor, utamanya karena negara-negara Organization of the Islamic Conference (OIC) mulai memfokuskan pengembangan pasar produk halal dan nilai-nilai etika Islam yang mendasari praktik bisnis, serta halal sebagai gaya hidup (lifestyle) mulai banyak diterapkan.

"Tidak hanya Korea Selatan, beberapa negara seperti Tiongkok, Thailand, Australia, hingga Inggris juga telah menjadi pemain dalam pasar produk halal dan berperan dalam pengembangan ekonomi syariah di dunia," katanya dilansir dari ANTARA.

BACA JUGA:  Cegah Sampah ke Laut, Dinas PUPR Mataram Pasang Jaring di Sungai

Sebagai bentuk komitmen bersama, Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB bersama UIN Mataram menggelar seminar bertajuk "Urgensi Sertifikasi Halal Bagi Pelaku UMKM di Provinsi NTB", acara diikuti 300 peserta dari kalangan mahasiswa dan pelaku UMKM, di kampus UIN Mataram, Rabu (22/6).

Sementara itu, kata dia, pengembangan ekonomi syariah di Indonesia, tetap tumbuh di tengah tantangan pemulihan ekonomi nasional.

BACA JUGA:  BNN Provinsi NTB Musnahkan Sabu-sabu dari Pengungkapan 2 Kasus

Hal itu didasarkan pada data State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2022 yang dirilis DinarStandard, Indonesia terbukti mampu mempertahankan posisi ke-4 dunia dalam hal pengembangan ekosistem ekonomi syariah yang kuat dan sehat.

Di sisi lain, lanjut Heru, pengembangan makanan halal Indonesia juga dilaporkan menempati peringkat ke-2 dunia pada 2022.

Namun terlepas dari keberhasilan tersebut, masih terdapat tantangan dalam pengembangan ekonomi syariah dan konteks halal di masyarakat Indonesia.

Seperti kurangnya kepercayaan masyarakat untuk melihat dan mempertimbangkan aspek halal dalam mengonsumsi sebuah produk.

"Sementara itu, menjaga pola konsumsi menjadi bagian yang sangat penting untuk merubah perilaku kita ke arah yang lebih baik. Tanpa kepercayaan dan tanpa adanya perubahan perilaku kita terhadap konsumsi produk halal, maka hal tersebut akan menghambat pengembangan pasar halal maupun makanan halal di Indonesia," ujarnya.

Di NTB, kata dia, pertumbuhan ekonomi pada 2022 mengalami peningkatan yang luar biasa, yaitu di angka 7,76 persen dan berada di atas skala nasional sebesar 5,01 persen.

Hal itu menjadikan NTB sebagai salah satu dari tiga provinsi dengan pertumbuhan ekonomi terbaik di Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi tersebut tidak hanya harus disyukuri, tetapi juga harus direspon dengan baik dengan memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada di depan mata.

"Saat ini gaya hidup halal sudah sedemikian masif berkembang, di mana faktanya banyak tamu atau wisatawan yang datang ke daerah pasti menanyakan ketersediaan hotel syariah maupun makanan halal," imbuhnya.(*)

Redaktur: Febrian Putra

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB