GenPI.co Ntb - Ulama asal NTB TGH M Zainul Majdi atau akrab disapa TGB tengah menggelar safari dakwah di Pulau Sulawesi.
Diantara yang dikunjungi adalah Universitas Hasanuddin (Unhas). Kampus ini menggelar dialog bersama TGB yang merupakan Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA).
Muncul pernyataan mengejutkan dari pertemuan di kampus merah ini tentang sosok TGB. Rektor Unhas Jamaluddin Jompa mendoakan TGB menjadi pemimpin masa depan.
“Ke depan tak hanya diberikan peran sebagai ulama. Namun, juga umara. Kalau tak RI 1 (presiden) ya RI 2 (wakil presiden) atau yang lain. Yang penting Pak TGB memiliki peran memperbaiki keilmuan,” katanya dilansir melalui rilis yang diterima GenPi.co NTB.
Dijelaskan, bangsa Indonesia harus kuat dalam penguasaan sains dan teknologi. Ustad-ustad di Indonesia digerakkan, disaat agama bangkit, ilmu ikut bangkit.
Ke depan negara menjadi kompetitif dengan apa yang dihasilkan. Kondisi saat ini belum terjadi di Indonesia.
“Seperti handphone, itu merupakan buatan negara lain. Generasi muslim harus bangkit untuk menunjukkan kualitas Indonesia,” ucapnya.
Guru besar kelautan dan perikanan ini berkisah, 15 tahun silam turut memikirkan Indonesia dengan memimpin akademisi muda Indonesia. Saat itu para akademisi memiliki tekad Indonesia dihargai.
“Namun, hal itu berat karena tak menunjukkan kualitas persaingan global, meski Indonesia merupakan negara dengan penduduk nomor empat terbanyak di dunia,” ucapnya.
Posisi jumlah penduduk yang begitu besar, Indonesia dapat berbicara banyak di kancah dunia. Dari perguruan tinggi ingin terus untuk membantu, namun ada batasan dalam memperjuangkan, terutama dalam dukungan pendanaan.
“Karena indeksnya (kompetisi global) menyakitkan hati kita. Dan sakitnya disini,” katanya sembari menunjuk ke dada.
Senada Guru Besar Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Unhas Armin mengungkapkan hal yang sama. Mengidolakan TGB untuk menjadi pemimpin masa depan Indonesia.
“Pak Kiai ini (TGB) doktor yang sudah berpengalaman dan memimpin Provinsi NTB dua periode. Saya kira itu sudah tiket menuju RI 1 atau RI 2. Tapi, sayangnya kekuatan politik Islam berserakan dimana-mana,” katanya.(*)