GenPI.co Ntb - Pertumbuhan ekonomi Provinsi trennya terus membaik, tetapi diikuti oleh tekanan inflasi karena tingginya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa belum diimbangi dengan ketersediaan pasokan.
Ekonomi NTB cenderung terus membaik pada triwulan I-2022.
"Buktinya, produk domestik regional bruto (PDRB) NTB secara keseluruhan tumbuh sebesar 7,76 persen 'year on year' (yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan sebesar 3,16 persen (yoy)," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat Heru Saptaji dalam keterangan resmi, saat membuka DigiXPreneur Festival 2022, di Kabupaten Sumbawa, Pulau Sumbawa dilansir dari ANTARA.
Selain itu, pada Mei 2022, NTB mengalami inflasi sebesar 0,65 persen month to month (mtm) atau menurun dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu 1,16 persen (mtm).
Menurut Heru, pertumbuhan ekonomi yang disertai tingginya tekanan inflasi akan menjadi sia-sia karena tingkat kemakmuran masyarakat sendiri tercermin dari nilai inflasi yang rendah dan terkendali.
"Oleh karena itu, pemenuhan terhadap permintaan barang dan jasa yang tinggi itu harus dapat dilihat sebagai peluang usaha khususnya bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," ujarnya.
Sebagai contoh, kata dia, pihaknya membuat model panutan melalui usaha pengembangan UMKM, yaitu klaster vanili (merupakan salah satu produk dengan kualitas vanili terbaik di dunia) dan klaster kopi karena keduanya telah diekspor ke mancanegara.
Permintaan akan vanili dan kopi yang begitu banyak belum diimbangi dengan produksi yang dihasilkan.
Hanya 10 persen permintaan yang dapat dipenuhi, sehingga 90 persen produksi masih kosong.
Artinya peluang tersebut harus dikejar dan pemanfaatan teknologi harus menjadi bagian utama dalam pengembangan usaha.(*)