GenPI.co Ntb - Dinas Perdagangan Kota Mataram mengusulkan operasi pasar (OP) minyak goreng curah ke Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Provinsi NTB.
Langkah ini dilakukan untuk membantu kebutuhan masyarakat sekaligus menstabilkan harga.
"Informasinya sebanyak 200 ton minyak goreng curah sudah masuk ke Bulog dan akan langsung dioperasionalkan. Insya Allah tidak ada kekurangan stok lagi," kata Kabid Pengendalian Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida dilansir dari Antara.
Dengan adanya tambahan kuota tersebut, Disdag akan berkoordinasi dengan Bulog NTB terkait kemungkinan dilaksanakan kembali kegiatan OP lagi untuk di pasar-pasar tradisional se-Kota Mataram seperti menjelang Idul Fitri 1443 Hijriah.
Ditambahkan, sebelum Idul Fitri telah dilakukan OP minyak goreng curah di tujuh pasar tradisional yakni Pasar Mandalika, Sayang-Sayang, Kebon Roek, Pagesangan, Pagutan, Dasan Agung dan Pasar ACC Ampenan hingga H-2 lebaran.
"Rencananya OP akan berlanjut setelah Idul Fitri, tapi terjadi kekosongan stok dari pabrik selama sembilan hari. Tapi sekarang sudah masuk 200 ton, itu yang akan kita koordinasikan untuk dilakukan OP lagi," katanya.
Menurutnya, harga yang ditetapkan dalam kegiatan OP minyak goreng curah sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp15.500 per kilogram, dengan batas maksimal pembelian 10 kilogram.
Dalam setiap kegiatan OP, antusias masyarakat sangat tinggi kendati harus mengantre panjang untuk mendapatkan minyak goreng curah dengan harga murah.
"Kalau ditingkat pengecer harga minyak goreng curah bisa mencapai Rp18.000 per kilogram, sebab mereka mengeluarkan biaya untuk plastik kemasan dan lain-lain," ucapnya.
Sementara menyinggung tentang minyak goreng kemasan, Sri mengatakan, ketersediaan minyak goreng kemasan cukup banyak namun harganya kembali ke harga ekonomi masing-masing merek.(*)