GenPI.co Ntb - Program pengukuran lengan atas (Lila) keluarga disbeut dapat menjadi salah satu langkah menekan stunting di NTB.
Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah mendukung penuh peluncuran program LiLA Keluarga sebagai upaya pencegahan, deteksi dini dan rujukan balita di Provinsi NTB.
Program ini diharapkan betul-betul dilaksanakan secara teknis dengan baik di lapangan. Sehingga memberikan multplier efek terhadap permasalahan kesehatan.
Selain itu, Umi Rohmi menjelaskan Pemerintah Provinsi NTB memiliki program Posyandu Keluarga dimana posyandu yang melayani masyarakat dari dusun.
"Tidak hanya edukasi masalah kesehatan melainkan posyandu keluarga bisa memberikan edukasi untuk masalah sosial ekonomi, lingkungan dan lain sebagainya tergantung pada permasalahan yang ada pada dusun tersebut," katanya melalui rilis yang diterima GenPI.co NTB.
Wagub berharap pelatihan ini bisa melibatkan sekup yang lebih luas untuk menyebarluarkan edukasi kepada masyarakat. Sehingga pelatihan ini menjadi sinergi yang baik bagi pemerintah.
"Jadi pelatihan ini tidak hanya di ruang ini saja melainkan edukasi ini bisa disebarluaskan seluas-luasnya. Sehingga edukasinya menjadi lebih efektif, efisien dan tepat sasaran," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Unicef NTT dan NTB Yudhistira Yewangoe mengatakan pandemi menyebabkan adanya pembatasan layanan gizi di tingkat fasilitas layanan kesehatan dan juga di posyandu yang terjadi sejak tahun 2020.
Hal itu membawa dampak terhadap rendahnya cakupan layanan posyandu dan skrining wasting pada balita, yang pada akhirnya akan berdampak pada banyaknya anak gizi buruk dan gizi kurang.
Salah satu bentuk dukungan UNICEF kepada Kementerian Kesehatan dengan memperkenalkan Lila keluarga.