Sampah Lingkar Mandalika Jadi Pembahasan Serius

30 Maret 2022 04:00

GenPI.co Ntb - Sampah di lingkar Mandalika menjadi perhatian serius dari Pemprov NTB.

Dalam pertemuan antara Wagub NTB dengan  Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Bidang Kepemudaan dan Pramuka hal ini menjadi pembahasan.

Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah meminta dukungan penuh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK)  terkait pengelolaan sampah di lingkar Mandalika. 

BACA JUGA:  325 Lingkungan di Mataram Bebas Zona Merah

"Pemprov meminta pusat agar mendukung pengelolaan sampah di sepuluh desa lingkar Mandalika terutama sarana dan fasilitas penanganan sampah," kata, Selasa (29/3) melalui rilis yang diterima GenPI.co NTB.

Dikatakan Wagub,  sepuluh desa tersebut bahkan belum memiliki fasilitas penanganan sampah yang baik dari penanganan apalagi pengelolaan sampah seperti angkutan sampah, TPS dan lainnya.

BACA JUGA:  Dukung Penerapan Zero Emission 2025, Ini Langkah NTB

Adapun TPA 3R yamg telah direncanakan Pemprov masih terkendala lahan. 

Wagub mengatakan, selain anggaran untuk lingkungan masih sangat terbatas, kepedulian seluruh masyarakat dan stakeholder masih rendah karena keberhasilan program pengurangan sampah atau zero waste bergantung pada kesediaan berbagi tugas dan tanggungjawab sampai pemilahan sampah di keluarga. 

BACA JUGA:  Sampah MotoGP Mencapai 51 Ton

"Sejak 2018 progres Zero Waste sudah sangat baik terutama hilirisasi dengan berbagai terobosan. Yang bisa dilakukan Pemprov adalah sosialisasi dan intervensi sesuai kewenangan", urainya. 

Staf Ahli Kementerian LHK Bidang Pemuda dan Pramuka Pramu Risanto mengatakan, akan segera menindaklanjuti penanganan sampah di lingkar Mandalika.

Menurutnya sebagai desa wisata kelas dunia dan sedang naik daun, pengelolaan sampah di lingkar Mandalika segera akan direalisasi. 

Bahkan, menurutnya keterlibatan pihak ketiga seperti swasta untuk mendanai dan melakukan program penanganan sampah sangat dimungkinkan. 

"Kami juga sedang mengecek kendala lapangan dan melihat kebutuhan sebagai laporan ke Menteri", ujarnya. 

Ditambahkannya, staf ahli yang juga CEO dan founder Sekolah Sampah Nusantara ini mengakui, kepedulian lingkungan harus dimulai dari karakter. 

"Perubahan karakter ini yang sedang digodok menjadi sylabus dan kurikulum agar perilaku manusianya mendukung implementasi penyelamatan lingkungan di lapangan", tambahnya.(*)

Redaktur: Febrian Putra

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB