Kekompakan, Kunci Kemiskinan di NTB Turun

20 Januari 2022 07:30

GenPI.co Ntb - Jumlah penduduk miskin di NTB menurun dibandung periode sebelumnya. Capaian ini dinilai buah dari kerja keras semua pihak.

“Alhamdulillah, ini buah kerja bersama semua, mulai dari pemerintah desa, pemerintah kabupaten kota yang sinergis dengan Pemerintah Provinsi,” kata Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB H Ahsanul Khalik, Kamis (20/1).

Seperti diketahui, berdasar jumlah penduduk miskin di NTB pada September 2021 tercatat sebesar 735,30 ribu orang (13,83 persen). 

BACA JUGA:  Menurunkan Kemiskinan di Lombok Barat Butuh Sinergi Semua Pihak

Nilai ini lebih rendah dibandingkan kondisi Maret 2021, dimana jumlah penduduk miskin di NTB sebesar 746,66 ribu orang (14,14 persen).

Penurunan persentase penduduk miskin (P0) selama periode Maret 2021 – September 2021 yaitu sebesar 0,31 persen poin.

BACA JUGA:  Beras dan Rumah Penyebab Terbesar Kemiskinan di NTB

Selain itu, nilai ini juga lebih rendah dibandingkan dengan September 2020 yang tercatat sebesar 746,04 ribu orang (14,23 persen).

Khalik mengatakan, berbagai intervensi dalam bentuk program cukup banyak dilakukan sesuai dengan tingakatan pemerintahan.

BACA JUGA:  Komoditas Makanan Dominan Pengaruhi Kemiskinan di NTB

Selain itu, perbaikan data kemiskinan menjadi salah satu ikhtiar yang tepat. Maka ini harus terus dikuatkan oleh pemerintah kabupaten kota sampai pada tingkat desa.

Sehingga kesalahan sasaran program yang masih terjadi bisa kita diatasi pada masa yang akan datang terutama tahun 2022 ini.

“Yang pasti kerja keras semua pihak, pemerintah, swasta termasuk masyarakat sendiri untuk bisa keluar dari situasi kemiskinan berjalan baik. Pastinya semua pihak memiliki andil,” imbuhnya.

Disinggung kemiskinan di NTB masih masuk sepuluh besar provinsi miskin di Indonesia, Khalik menyebut, sesuatu yang istimewa angka kemiskinan masih bisa turun pada situasi NTB pernah dilanda Gempa besar 2018.

“Lalu belum juga pulih Gempa, NTB juga merasakan dampak pandemi,” terangnya.

Kondisi tersebut, diakuinya membuat rusak semua perencanaan dan sendi kehidupan sosial kemasyarakatan, terutama pada kehidupan ekonomi.(*)

 

 

 

Redaktur: Febrian Putra

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB