5 Risiko Banyak Makan Daging, Nomor 4 Ngeri Banget Lho

13 Juli 2022 17:00

GenPI.co Ntb - Momen Idul Adha rata-rata konsumsi daging masyarakat mengalami peningkatan signifikan. Rerata daging kambing maupun sapi banyak diterima dari tetangga atau keluarga.

Peningkatan konsumsi daging ini, sebaiknya tak dilakukan secara terus-menerus. Mengutip dari Hello Sehat, konsumsi daging berlebih memicu 5 risiko.

1-Berat badan sulit turun

BACA JUGA:  Januari-Juni, Data Dinkes DBD di Mataram Capai 385 Kasus

Jika ingin menurunkan berat badan, kebanyakan makan daging sapi atau daging merah lainnya justru mempersulit upaya itu.

Daging bisa jadi memiliki jumlah kalori yang lebih besar daripada asupan lainnya.

BACA JUGA:  Tercatat 38 Titik, Petak Anjal dan Gepeng di Mataram

Sebagai contoh, 100 gram daging yang sudah dibersihkan dari lemak saja memiliki kalori sebesar 123 kkal. Dengan berat yang sama, 100 gram kentang panggang hanya memiliki kalori sebesar 93 kkal.

Tentu asupan kalori yang besar bila tidak diimbangi dengan aktivitas fisik akan membuat berat badan naik.

BACA JUGA:  Petakan Potensi Tiap Wilayah, Pemprov NTB Gelar Lomba Desa

2-Bau mulut

Efek samping kebanyakan makan daging sapi atau daging lainnya dan tidak diimbangi dengan karbohidrat bisa menyebabkan bau mulut.

Asupan daging terlalu banyak menyebabkan tubuh kelebihan protein dan lemak. Bila kekurangan asupan karbohidrat, tubuh akan memecah lemak sebagai sumber energi.

3-Meningkatkan risiko penyakit jantung

Bila sering mendengar kebanyakan makan daging bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, pernyataan ini tidak salah.

Lagi-lagi, efek samping makan daging berlebihan ini berasal dari kadar lemak jenuh dan kolesterol.

Kedua jenis lemak ini bisa membentuk plak yang menyumbat pembuluh darah.

Akibatnya, tekanan darah pun meningkat dan aliran darah menuju bagian tubuh pun tidak lancar.

Ini akan membuat rentan mengalami stroke, serangan jantung, dan pembengkakan arteri atau aneurisma.

4-Meningkatkan risiko kanker

Dalam beberapa kasus, pengolahan daging bisa membentuk senyawa karsinogenik, seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).

HCA terbentuk saat daging dimasak pada suhu tinggi, sedangkan PAH terbentuk saat pembakaran zat organik pada daging.

Mengutip studi terbitan Nutrition and Cancer (2013), keduanya diyakini dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal atau kanker usus besar dan rektum.

Kedua senyawa ini mampu menyebabkan mutasi genetik. Sel-sel tubuh pun bisa berubah menjadi ganas dan memicu penyakit kanker.

5-Kekurangan serat

Pada dasarnya, daging merupakan salah satu makanan kaya protein yang diperlukan tubuh. Sayangnya, daging tidak memiliki kandungan serat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan serat harian.

Artinya, jika makan asupan protein hewani terlalu banyak, Anda rentan kekurangan kandungan serat sehari-harinya. Padahal, serat merupakan zat gizi yang penting untuk menyerap air dan memadatkan feses agar mudah keluar.(*)

 

Redaktur: Febrian Putra

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB