Bangsawan Perempuan Sasak Dapat Hilang, Ini Sebabnya

Bangsawan Perempuan Sasak Dapat Hilang, Ini Sebabnya - GenPI.co NTB
ilustrasi nyongkolan masyarakat suku Sasak setelah melangsungkan pernikahan (Yus Agustina for GenPi.co NTB)

GenPI.co Ntb - Di Pulau Lombok terdapat  tradisi pernikahan yang cukup unik dalam pelaksanaan adat perkawinan suku Sasak.

Dalam perkawinan adat bangsawan sangat erat dengan dominasi budaya patriarkhi dan bias jender.

Ketika perempuan bangsawan Sasak menikah dengan masyarakat biasa yang diluar dari stratanya akan mendapatkan resistensi yang kuat dari komunitasnya.

BACA JUGA:  Nikmatnya Rasa Serebuk, Makanan Khas Sasak

Bahkan, dia akan dibuang dari keluarganya (teketeh) dan gelar kebangsawanannya pun akan hilang.

Hal ini berbeda secara diametral dengan bangsawan laki-laki yang boleh menikahi perempuan dengan strata apa saja.

Ketimpangan yang disebabkan oleh budaya patriarkhi yang kuat sering menimbulkan konflik laten yang mengakibatkan disharmoni sosial.

BACA JUGA:  Antisipasi Bencana Saat MXGP, Begini Langkah BPBD NTB

Konflik laten yang berdampak pada disharmonisasi sosial dipicu oleh fragmentasi kepentingan yang diwarnai oleh sikap-sikap diskriminatis, stereotip, perlakuan tindak kekerasan, dan marjinalisasi terhadap salah satu jenis
kelamin.

Kisi-kisi ketidakadilan dalam sistem pernikahan hampir terjadi di semua dimensi kehidupan. Baik dalam pembagian ahli waris, maupun harta gono-gini.

BACA JUGA:  Yayasan Lombok Care Berikan Terapi Anak Berkebutuhan Khusus

Seiring perkembangan zaman, fenomena membuang anak perempuan dari keluarga bangsawan mulai jarang terjadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya