GenPI.co Ntb - Penetapan Ferdy Sambo (FS) sebagai tersangka pembunuhan Brigadir J oleh Tim Khusus yang dibentuk Kapolri menunjukkan ujian dapat dilalui disaat publik memberi perhatian serius.
Ketua Setara Institute Hendardi mengatakan, Kapolri membuktikan diplomasi kejujuran, transparansi dan kinerja berbasis data telah mengantarkan pada kesimpulan dan fakta dengan bukti permulaan yang cukup bahwa telah terjadi pembunuhan atas Brigadir J yang melibatkan FS.
Diakuinya, pada awalnya Polri terkesan berhati-hati, karena peristiwa tersebut menyangkut perwira tinggi Polri yang juga berprestasi.
BACA JUGA: Tegas, untuk Pengerjaan DAK, Begini Permintaan Inspektorat NTB
FS memiliki upaya menghalangi proses penegakan hukum (obstruction of justice).
"Belum lagi semburan informasi menyangkut kasus ini yang sangat massif membuat proses penyidikan sempat terhambat," katanya melalui rilis yang diterima GenPi.co NTB.
BACA JUGA: Cegah Covid-19, Disdik Mataram Bakal Kembali Aktifkan Satgas
Lebih lanjut, di tengah menurunnya kepercayaan publik pada institusi Polri, kasus ini sungguh menjadi ujian terberat bagi Kapolri, meskipun akhirnya Jenderal Listyo Sigit Prabowo lulus dari ujian tersebut.
Pengungkapan keterlibatan FS dalam peristiwa pembunuhan ini menjadi pembelajaran sangat penting oleh faktor-faktor tertentu, anggota Polri dan juga penegak hukum lainnya, dapat saja terlibat suatu perbuatan yang melanggar hukum.
BACA JUGA: Wagub NTB Dorong Banyak Perempuan NTB Jadi Polwan
Dalam sebuah korps, naughty cop dan clean cop akan selalu ada.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News