GenPI.co Ntb - Pembangunan kereta gantung Rinjani yang akan menelan anggaran Rp 2,2 triliun masih menunggu analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Mohammad Rum mengatakan pihaknya telah melangsungkan rapat koordinasi terkait percepatan pembangunan, Rabu (17/5).
"Investor dari China sudah siap untuk semua biaya," kata Rum kepada GenPI.co NTB, Jumat (19/5).
Dia memastikan kereta gantung yang groundbreaking pada Desember 2022 tersebut tidak mangkrak.
"Pembangunan dimulai setelah amdal rampung," ujar Rum.
Menurut Rum, titik nol pembangunan dimulai dari jalan akses di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah.
"(Pembangunan, red) dilakukan Pemerintah Lombok Tengah dengan provinsi," jelas Rum.
Sementara itu, pembangunan jalan akses lainnya sepanjang lima kilometer dilakukan Dinas PUPR NTB bekerja sama dengan investor.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB mengawal penyusunan amdal untuk keperluan izin pinjam pakai kawasan hutan.
Rum menuturkan pihaknya akan mengawal proses administrasi, investasi, dan memberikan informasi keluar.
"Investor proyek ini dari China. Pembangunan dipastikan di luar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR)," ujar Rum. (*)