GenPI.co Ntb - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah tidak tertarik menjadi menteri apabila ada reshuffle kabinet di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Aduh, saya mau jadi presiden," kata Fahri kepada GenPI.co NTB, Minggu (19/3).
Menurut dia, pemimpin negara harus mempunyai kemampuan berpikir.
Sebab, dalam demokrasi, pemimpin bukan orang populer atau agen pencitraan.
Menurut dia, dalam demokrasi, pemimpin adalah yang ahli berpikir yang mampu memikirkan masa lalu dan masa depan.
"Pemimpin harus bisa membaca peta global, menganalisis, menentukan arah baru, dan menegaskan mimpinya," ujar mantan anggota DPR itu.
Dia menjelaskan pemimpin negara harus punya sistematika berpikir.
Di sisi lain, Fahri menegaskan Partai Gelora harus menang agar ide dan gagasan menciptakan perubahan di Indonesia menjadi kenyataan.
"Ada kekhawatiran kami ketika gagasan besar ini tidak dapat tempat," ucap Fahri.
Pihaknya ingin membalik jiwa transaksi antara pemimpin dengan rakyat.
"Transaksi yang kami bawa ialah transaksi moral, bukan uang," tegas pria asal Kabupaten Sumbawa, NTB, itu. (*)