GenPI.co Ntb - SMKN 2 Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, menjadi sekolah pertama di NTB yang menerapkan pembelajaran berbasis produksi/jasa atau teaching factory (Tefa).
Dalam mengembangkan industri perbengkelan, SMKN 2 Praya Tengah bekerja sama dengan Astra Honda Authorized Service Station (AHASS).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB Aidy Furqan menyambut baik kerja sama yang dilakukan AHASS dengan SMKN 2 Praya Tengah.
Dia menjelaskan kehadiran AHASS di sekolah memang menjadi kebutuhan yang sudah lama diidamkan.
"Industri seperti ini sangat dibutuhkan masyarakat. Jadi, apa yang menjadi kebutuhan perlu kita hadirkan," ujar Furqan kepada GenPI.co NTB, Minggu (12/3).
Menurut dia, kurikulum merdeka belajar menuntut siswa memiliki jiwa entrepreneurship atau kewiraswastaan.
"Di SMK ada branding satu siswa satu usaha. Hal itu agar siswa mahir membuka usaha setelah tamat," jelasnya.
Sementara itu, Manajer Teknikal Servis Astra Motor Dicky Maulana Akbar menuturkan, dari 14 SMK binaan, baru SMKN 2 Praya Tengah yang sudah Tefa. Untuk menjadi Tefa, sekolah tersebut harus merupakan binaan AHASS.
"Tidak sembarang sekolah bisa Tefa. Kami seleksi dan harus sudah akreditasi A+. Ketika itu terpenuhi, bisa ajukan Tefa," papar Dicky.
Nah, SMKN 2 Praya Tengah telah memenuhi syarat menjadi Tefa. Secara nasional, SMKN 2 Praya Tengah menjadi sekolah kesebelas yang menerapkan Tefa.
Menurut Dicky, keuntungan pihak sekolah dari kerja sama ialah tidak perlu praktik di luar. Sekolah juga bisa langsung praktik secara berkala.
"Tefa ini dirancang dengan fasilitas yang terkoneksi dengan dunia industri. Lulusannya akan mudah direkrut," tegasnya.
Adapun keuntungan pihak AHASS tidak akan kesulitan mencari pekerja karena SDM sudah terlatih dari awal.
Soal harga, nantinya akan dibahas harga khusus, terutama untuk guru, siswa dan masyarakat sekitar.
"Masyarakat sekitar saat ini tidak perlu jauh-jauh servis motor ke Kota Praya. Cukup datang ke SMKN 2 Praya Tengah," imbuh Dicky. (*)