GenPI.co Ntb - Jelang perhelatan World Superbike (WSBK) 2023 di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, MGPA mengingatkan bahayanya drone.
Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria mengatakan, drone dapat menggangu keselamatan pembalap.
"Bagi pemilik drone, harus memikirkan keselamatan orang saat di lintasan," katanya, Senin (13/2).
Priandhi mencontohkan, ketika pembalap sedang melaju lebih dari 150 kilometer per jam.
Kemudian ada drone, yang kehilangan kontrol dan menabrak pembalap maka akibatnya fatal.
"Pastinya hal itu menimbulkan sesuatu fatal bagi pembalap dan juga mungkin penonton," ujarnya.
Masih kata Priandhi, hal ini akan berdampak bagi perizinan penyelenggaraan berbagai acara motorsport.
"Bisa-bisa tidak ada lagi yang ingin datang dan memakai sirkuit atau malah sirkuit dilarang," tegasnya.
Dampaknya, membuat semua orang rugi, bukan hanya MGPA, ITDC atau negara, warga sekitar yang bertugas juga dirugikan.
"Belum lagi kerugian disebabkan wisatawan yang berkurang datang ke sirkuit pasti efeknya pariwisata sepi," urainya.
Dia menekankan, MGPA punya program Track Day di luar balapan dan ini dapat mengundang wisatawan luar NTB datang.
"jika program ini berjalan lancar, wisatawan luar NTB akan terus berdatangan," ungkapnya.
Dia melanjutkan, namun jika mereka merasa terganggu dengan drone, dikhawatirkan tidak mau datang lagi.
Priandhi mengingatkan, drone boleh terbang minimal 40 meter dari permukaan dan tidak terbang di atas lintasan.
"kami bukan melarang, tapi kami ingin mereka perhatikan keselamatan dan kenyamanan orang," tegasnya.
"Yang mau nyuri-nyuri kesempatan oke lah, tapi jangan terbang masuk ke area Sirkuit," terangnya.
Jika dronenya jatuh dan membuat pembalap jatuh, otomatis yang rusak namanya bukan Mandalika saja namun Indonesia.
"Nantinya semua itu dituangkan dalam aturan tertulis dan tidak boleh dilanggar," ujarnya.(*)