Dibantu BRI, Petronela Dapat Rezeki dari Daur Ulang Sampah

26 Desember 2022 23:01

GenPI.co Ntb - Petronela (41) mendapatkan rezeki dari mendaur ulang sampah di wilayah konservasi hutan mangrove di kampung Enggos, Kota Jayapura, Papua.

Pada awalnya, wanita 41 tahun tersebut merasa prihatin dengan sampah yang berserakan.

Bermula pada 2005, dia menjadi salah satu anggota kelompok penghijauan hutan mangrove di wilayah konservasi.

BACA JUGA:  Optimal Serap SBN, BRI Jadi Dealer Utama Terbaik 5 Tahun Beruntun

Kelompok tersebut bertugas menanam dan menjaga lingkungan supaya tetap bersih.

“Di Enggos banyak sampah, terus saya lihat sampah itu saya tertarik. Saya yakin sampah ini bisa menghasilkan sesuatu,” kata Petronela.

BACA JUGA:  BRI Kolaborasi dengan Cita Tenun Indonesia Garap Pameran ANTOLOGI

Banyak orang yang menganggap keberadaan sampah itu masalah. Namun, bagi dia sampah justru berkat. Dengan mengelola sampah yang dipungut menjadi sesuatu yang bernilai.

Sampah yang dipungut berupa plastik, botol plastik, kayu, kawat sisa kabel, bisa disulap sedemikian rupa menjadi berbagai kerajinan tangan yang dikolaborasikan dengan cangkang kerang dan aksesoris Papua.

BACA JUGA:  Nugraha Karya Desa Brilian 2022: BRI Apresiasi Desa Penggerak Ekonomi

“Sendok-sendok plastik bekas sendok makan itu bisa saya buat lampion. Kalau sampah kerang saya buat boneka, vas bunga, dan bermacam-macam kerajinan dari sampah lainnya,” ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, dia membentuk kelompok usaha Ibayauw. Kelompok usaha ini mengkoordinasi ibu-ibu di sekitar lingkungan yang juga memproduksi kerajinan tangan dari sampah.

“Saya gunakan potensi yang ada untuk dikembangkan. Saya merasa terpanggil bagaimana bisa membawa ibu-ibu itu bisa produktif usaha dan tidak tergantung pada suami,” katanya.

Sebagai ketua kelompok usaha, dia bertanggung jawab mengakomodasi, memantau, dan mencari partner kerja dari luar untuk mendatangkan alat dan bahan kerajinan.

Kelompok usaha Ibayaw sendiri dibentuk pada 2019 yang beranggotakan 15 orang.

Dalam kelompok usaha ini, Petronela juga mengajak ibu-ibu, pensiunan perempuan untuk bergabung.

Kelompok usaha Ibayaw hingga kini mampu memproduksi berbagai produk kerajinan tangan, misalnya topi, anting, kalung, gelang, gorden, jepit rambut, vas bunga dan lainnya.

Harga kerajinan tangan dijual dengan sangat terjangkau, dibanderol mulai Rp 10.000 hingga yang termahal hanya Rp 300 ribu untuk produk topi, gorden, dan vas bunga yang besar.

Sejauh ini, kelompok usaha IBAYAW telah mendapatkan bantuan dari dinas sosial, BRI, hingga pemerintah desa.

Biasanya, bantuan tidak berupa uang tunai, melainkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

“Kalau dikasih uang digunakan untuk hal lain, kan, kalau bahan dan alat bisa tinggal kita gunakan,” ujarnya.

Terkecuali bantuan dari BRI saat itu berupa uang tunai dan digunakan untuk modal kelompok usaha.

Bantuan dari BRI sangat berarti. Karena pada awal mendirikan kelompok usaha bersama, Petronela merogoh kocek dari dompet sendiri.

Petronela mengungkapkan selama menjalankan kelompok usaha IBAYAW banyak tantangan yang dihadapi, salah satunya pemasaran. Untuk memasarkan produk kerajinan tangannya harus menunggu momentum besar seperti festival, atau pameran, maupun acara lainnya.

Sementara penjualan melalui media sosial masih kurang peminat. Alasannya, karena belum ada nama merek bagi produknya, sehingga orang-orang masih ragu. Kabar baiknya, mereka sudah mengurus perizinan usaha saat ini.

Produk kerajinan tangan kelompok usaha IBAYAW sudah dipasarkan keluar Papua.

“Pernah dari Jawa ada yang minta dibuatkan topi khas Papua. Teman-teman di Jawa mau pakai aksesoris Papua untuk tampil,” ujarnya.

Alhasil, dari menjual produk kerajinan, kelompok usaha IBAYAW mampu mengantongi penghasilan hingga Rp 15 juta ketika ada momen besar.

Diketahui, Petronela merupakan nasabah BRI dengan pinjaman KUR Rp25 juta dan mendapat pembinaan dari BRI. Keanggotaannya sebagai nasabah BRI, tentu mempermudah kelompok usahanya mendapatkan bantuan dari BRI. (*)

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB