Hasil Pemberdayaan UMKM BRI, Kopi Takengon Aceh Hingga AS

12 Oktober 2022 18:35

GenPI.co Ntb - Bagi Rahmah, perempuan asal Takengon, Aceh Tengah, Provinsi Aceh ini kopi merupakan bagian dari hidupnya.

Dengan bantuan modal dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI, dia membesarkan Koperasi Pedagang Kopi Ketiara.

Rahmah bercerita, 1992 awalnya dia membuka toko kebutuhan pokok (sembako), dengan modalnya dari BRI Rp 4 juta.

BACA JUGA:  Transformasi, BRI Permudah Nasabah dengan Digitalisasi

Saat itu, dia menerapkan barter di toko sembako, yakni warga yang ingin membeli sembako menukarnya dengan kopi.

Usaha Rahmah berkembang. Dia pun mendapatkan suntikan dana, dari BRI dengan nominal yang terus naik.

BACA JUGA:  Transformasi BRI Saat Pandemi Bikin Kinerja Cemerlang

Dari Rp4 juta menjadi Rp 6 juta, kemudian Rp 8 juta, dan Rp 14 juta pada periode 1990-an.

Dalam mengembangkan usahanya, dia mengikuti pameran kopi lokal di Bali, Yogyakarta dan Jakarta.

Ajang promosi tersebut, digelar BRI untuk mendorong pengembangan bisnis pelaku UMKM.

BACA JUGA:  BRI Buyback Saham, Pengamat Sebut Long Term Insentif

Keseluruhan kopi yang dijual, saat itu mencapai 100-200 ton per bulan.

Kurun 2004, Rahmah kembali mendapat modal dari BRI kurang lebih sekitar Rp 600 juta.

Pada 2009, Rahmah terus memberdayakan petani Kopi Gayo dengan membentuk Koperasi Pedagang Kopi Ketiara.

Berawal 30 anggota, pihaknya getol merekrut petani untuk diberdayakan sehingga jumlah anggota 800 petani.

"Karena dibesarkan BRI, kami tidak akan melupakan BRI," katanya.

Kian Besar di Ekspor

Memperkenalkan Kopi Gayo, Rahmah seringkali mengikuti festival kopi berskala global,

Baik di Seattle, Chicago, dan Boston di Amerika Serikat, Belanda, Jerman, hingga Hungaria.

Untuk itu, demi mempertahankan pasar ekspor, Koperasi Penjual Kopi Ketiara wajib menjaga standardisasi produk.

Rahmah menjelaskan, secara sederhana sertifikat produk organik, standardisasi di lahan diaudit secara rutin.

"Kebun kopi dipastikan bersih dari zat kimia. Untuk standardisasi fair trade, aspek finansial diaudit," ujarnya.

Rahmah sebagai pemimpin Koperasi Penjual Kopi Ketiara, saat ini telah memiliki anggota mencapai 1.500 petani.

Di mana 1.400 di antaranya tersertifikasi organik, dan masuk system fair trade.

Petani-petani tersebut, berasal dari 19 desa di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Saat ini, koperasi yang diketuai Rahmah menjual kopi secara ekspor dengan 70 persen pasarnya Amerika Serikat (AS).

Sisanya adalah, negara di Eropa dan Asia. Di sisi lain, koperasi yang Rahmah bina rutin mengedukasi petani.(*)

Redaktur: Zainal Abidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB