BRI Buyback Saham, Pengamat Sebut Long Term Insentif

11 Oktober 2022 20:00

GenPI.co Ntb - Aksi buyback saham, oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI diproyeksi mendorong semangat dan kinerja jangka panjang.

Saham hasil buyback, akan disimpan sebagai saham treasury untuk insentif kepada karyawan BRI atau Insan BRIlian.

Sisi lain, BRI bermaksud menyinambungkan aspirasi pekerja untuk meningkatkan kepemilikan saham BBRI.

Senior Faculty LPPI, Amin Nurdin menyatakan, insentif saham memberikan semangat kerja karena merasa memiliki.

"Ini long term insentif yang mengikat semangat kerja dan rasa memiliki sehingga lebih loyal," katanya.

Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah menilai ini akan menguntungkan jika perusahaan yang memberikan sehat.

"Kalau ini sahamnya BRI, no doubt tidak perlu dipertanyakan. Menurut saya bagus tidak merugikan karyawan," katanya.

Piter mengatakan, secara nilai dan likuiditas, saham BRI terbilang bagus.

Selain itu, BRI juga memiliki rekam jejak yang positif dalam hal pembayaran dividen.

Contoh pada 2021, BRI memutuskan membagikan rasio dividen sebesar 85 persen, di 2020 rasionya 65 persen.

Piter menjelaskan, BRI mencetak kinerja cemerlang sepanjang semester I/2022.

Emiten bersandi BBRI ini, menargetkan mencetak laba lebih dari Rp 40 triliun pada tahun ini.

Sepanjang Januari–Juni 2022, bank secara konsolidasian telah mengumpulkan laba Rp 24,8 triliun.

Pertumbuhan laba ini, ditopang kenaikan pendapatan bunga yang meningkat menjadi Rp 76,86 triliun.

Pendapatan tersebut, tumbuh 10 persen dari Rp 69,95 triliun dibanding dengan posisi Juni 2021.

Capaian ini, tidak terlepas dari penyaluran kredit sebesar Rp 1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75 persen.

Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah Ayu mengatakan, pihaknya menetapkan pertumbuhan kredit rentang 9–11 persen.

Melihat pencapaian hingga paruh pertama tahun ini, BRI optimistis target tersebut dapat tercapai.

Viviana menyatakan, emiten bank berkode BBRI ini, akan tetap berhati-hati mencapai target pertumbuhan kredit.

Kualitas kredit yang disalurkan, dijaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) di level 2,8 sampai 3 persen.(*)

Redaktur: Zainal Abidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB