GenPI.co Ntb - Polemik penyediaan air tawar atau air bersih di Gili Trawangan, menimbulkan gejolak di semua pihak termasuk warga.
Seorang warga Gili Trawangan, Mariana Aprianti mengaku, prihatin dengan kondisi yang tidak seharusnya terjadi.
Setelah isu cat calling, kini ada lagi permasalahan baru terkait air tawar dengan biaya cukup mahal.
Sementara, sisi lain sudah terpasang bertahun-tahun sudah kilometer pipa dari PT BAL.
Penghentian izin tersebut, membuat warga dihadapkan pada posisi mau tidak mau dan serba terpaksa.
"Apapun namanya yang mau kelola air silakan. Jangan ganggu kami memilih PDAM atau PT BAL," katanya kepada GenPI NTB, Selasa (27/9/2022).
Ana sapaannya, awalnya senang begitu mendengar kabar PDAM akan kelola air untuk warga Gili Trawangan.
"Awalnya saya senang karena saya pikir PDAM kelola air pegunungan. Tahu-tahu sama saja," cetusnya.
Yang membuat dirinya tidak habis pikir, mengapa selalu warga yang dikorbankan atas kebijakan pemerintah.
"Sudahlah, biarkan warga memilih mau pasang PDAM ataupun bertahan dengan PT BAL. Itu hak mereka," ungkapnya.
Dia menyebut, sampai saat ini sekitar 80 persen warga Gili Trawangan masih menjadi pelanggan PT BAL.
"Memang banyak pipa PDAM yang sudah dipasang tapi coba dicek, beberapa itu belum ada air," ungkapnya.
Dia menilai, baik itu PDAM maupun PT BAL memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
"Jika mau bersaing, ya bersaing sehat. Biar keduanya beroperasi dan bebaskan warga memilih," paparnya.
Sebelumnya, Direktur PDAM Amerta Dayan Gunung Firmansyah belum bisa memberikan pernyataan apapun.
"Saya belum bisa kasih statemen. Masih tunggu arahan dari Pemkab Lombok Utara," jawabnya singkat.
Informasi yang diterima GenPI NTB, PDAM bakal melakukan sosialisasi Rabu 28 Oktober di Balai Dusun Gili Trawangan.
Terkait dengan informasi tersebut, Firman yang dihubungi belum memberikan respons apapun.
Wakil Bupati Lombok Utara, Danny Karter Febrianto Ridawan, juga belum memberi jawaban terkait keluhan warganya.(*)