Soal Air di Gili Trawangan, PDAM Dinilai Kurang Sosialisasi

26 September 2022 16:00

GenPI.co Ntb - Gejolak harga air bersih dari PDAM Lombok Utara, di Gili Trawangan semakin hangat di warga setempat.

Warga destinasi internasional ini, sempat kalang kabut karena perusahaan penyuplai air tetiba diganti.

Masalah bertambah, perusahaan yang menyuplai air saat ini, memasang tarif lebih mahal dari sebelumnya.

BACA JUGA:  Izin PT GNE di Gili Trawangan Dihentikan, Ini Alasannya

Kepala Dusun Desa Gili Indah, M Husni mengatakan, sempat ada penolakan warga karena ditutupnya PT BAL dan PT GNE.

"Warga ingin mendengar seperti apa dan bagaimana sistemnya," katanya kepada GenPI NTB, Senin (26/9/2022).

BACA JUGA:  Reservoir di Sempadan Pantai Gili Trawangan, Boleh?

Untuk itu, dia berharap agar PDAM Amerta Dayan Gunung, melakukan sosialisasi dengan duduk bersama warga.

Masih kata Husni, memang beberapa bulan lalu pihak PDAM telah melakukan sosialisasi secara door to door.

BACA JUGA:  Warga Gili Trawangan Anggap Harga Air PDAM Mahal

"Namun sosialisasi yang sudah dilakukan itu kurang efektif," ujarnya.

Dia tidak memungkiri, gejolak yang terjadi juga karena mahalnya harga pemasangan kilometer dan tarif air.

"Biaya pasang kilometer dan jual air juga menjadi masalah," akunya.

Meski begitu, sejauh ini rerata pengusaha atau pengelola bisnis, sudah memasang kilometer PDAM.

Diketahui, tarif PDAM untuk sosial sebesar Rp 34 ribu per meter kubik, rumah tangga Rp 35 ribu.

Sementara untuk niaga atau bisnis, sebesar Rp 37 ribu per meter kubik.

Pemasangan kilometer PDAM berkisar Rp 5,3 juta, untuk pipa setengah inci dan pipa tiga per empat inci Rp 6 juta.

Selanjutnya, untuk pipa 1 satu inci Rp 7,6, satu setengah inci Rp 10 juta dan pipa dua inci Rp 12,5 juta.

Sedang di PT BAL, untuk sosial Rp 18 ribu dan diskon 50 persen, rumah tangga Rp 18 ribu, sedang bisnis Rp 37 ribu.

Pemasangan kilometer sendiri, harga terbaru yang ditentukan PT BAL Rp 2 juta.

Menurut Husni, jika harga saat ini setara dengan perusahaan sebelumnya kemungkinan banyak yang beralih ke PDAM.

"Kalau warga sepertinya berat dengan biaya saat ini. Beda dengan pengusaha," terangnya.

Agar permasalahan ini tidak berlarut-larut, sebaiknya PDAM dan PT TCN segera menjawab keluhan warga.

Sementara Direktur PDAM Amerta Dayan Gunung, Firman mengaku, belum bisa memberikan pernyataan apa pun.

"Saya belum bisa kasih statemen. Masih tunggu arahan dari Pemkab Lombok Utara," jawabnya singkat.(*)

Redaktur: Zainal Abidin Reporter: Ahmad Sakurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB