Terkait SMK Ondak Jaya, Ikhwan : Itu Diajukan Sebelum Saya Jadi Kabid

10 Agustus 2022 11:00

GenPI.co Ntb - Diskursus mengenai SMK Ondak Jaya di Desa Pringgajurang, Kecamatan Montong Gading, Lombok Timur terus mengelinding.

Sekolah yang mendapatkan 2 paket bantuan dana alokasi khusus atau DAK dari pemerintah pusat.

Untuk masing-masing paket mendapatkan DAK sebesar Rp 1.137.480.000 untuk pembangunan ruang praktek siswa beserta perabotnya dan Rp 2.000.000.000 untuk pengadaan alat praktek siswa.

BACA JUGA:  Kisruh DAK, Kepala Dinas Pusing, Sampai Tak Dapat Tidur Nyenyak

Anggota DPRD Provinsi NTB Budi Suryata mengingatkan supaya ada keterbukaan kepada pengelolaan DAK. Termasuk sekolah-sekolah penerima.

Transparansi ini sekaligus sebagai langkah merespon segala protes yang muncul dari publik.

BACA JUGA:  Dugaan Permainan Fee DAK, Sekda NTB Minta Inspektorat Bergerak

Kepala Bidang Pengembangan SMK Dinas Dikbud NTB yang sekaligus pemilik SMK Ondak Jaya M Khairul Ikhwan menjelaskan, usulan DAK dari sekolah tersebut diterima sebelum dia menjadi Kabid.

"Saya jadi Kabid pada Mei 2021 dan usulan SMK Ondak Jaya masuk pada Maret 2021," katanya, kepada GenPi.co NTB Rabu (10/8).

BACA JUGA:  Komisi V Tuding Pengelolaan DAK Dikbud NTB Tak Transparan

Disampaikan, proses pengajuan DAK dilakukan pada Maret 2021. Saat itu seluruh sekolah mengajukan ke google form yang dimasukan operator sekolah ke dinas.

Oleh dinas sendiri dimasukan ke aplikasi Krisna. Dalam aplikasi itu, pada Juli dilakukan sinkronisasi secara otomatis susuai data Dapodik dan Takola sekolah.

Dalam proses sinkronisasi diketahui berapa siswanya, bentuk gedungnya rusak atau tidak.

"Peran dinas hanya memasukkan usulan di bulan Maret itu," ujarnya.

Dari seluruh sekolah, sekitar Rp 300 miliar yang diajukan termasuk swasta.

Kemudian, pada Juni dilakukan sinkronisasi dan muncul beberapa sekolah dan ada juga yang ditolak sistem.

"Kenapa ada dua paket, kalau dia dapat ruang praktek maka harus dapat alat. Siapapun yang bangun ruang praktek dapat alat juga," tegasnya.

Di aplikasi Krisna, lanjut Ihwan, masing-masing keahlian sudah baku jumlah anggarannya.

"Ondak Jaya itu kompetensi keahlian permesinan otomatis sistem itu gedung Rp 1 miliar dan alat Rp 2 miliar. Itu Sudah by sistem," akunya.

Dia sendiri mengaku, tidak tahu saat kepala sekolah mengusulkan.

"Kalau mau berkembang, datang dan lihat sekolahnya, jangan lihat saya di sini. Kalau bisa digagalkan tidak apa-apa. Tapi di sana ada anak miskin yang sekolah," ratapnya sambil memperlihatkan kondisi bangunan SMK Ondak Jaya.

Disampaikan Ihwan, tidak ada sekolah swasta yang berani membuka jurusan mesin yang operasionalnya Rp 100.000.000 tiap tahun dan itupun subsidi.(*)

Redaktur: Febrian Putra Reporter: Ahmad Sakurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB