GenPI.co Ntb - Hasan Basri (39) merupakan pria asal Kelurahan Leneng, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) yang sudah belasan tahun mengabdi sebagai guru honorer.
Disamping mengajar, dia juga disibukkan dengan membuat produk kerajinan tangan dengan berbagai jenis.
Mulai dari akuarium, kaligrafi, lampu hias, hingga pernak-pernik mampu dihasilkan dengan keahlian yang dimiliki.
Bahan dasar yang digunakan untuk membuat kerajinan itu pun sebagian besar dari barang bekas.
"Rerata hasil kerajinan ini bahan dasarnya dari barang bekas yang saya sebagian saya dapatkan percuma dan sebagiannya lagi saya beli dengan harga murah," katanya kepada GenPi.co NTB Rabu (3/8).
Dia mengaku, mulai bisa menghasilkan produk seni itu berkat bimbingan gurunya saat masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah (MTs).
"Awalnya saya menggeluti kaligrafi dan lama kelamaan secara otodidak mampu menghasilkan berbagai produk," ujarnya.
Produknya itu pun masih dipasarkan di dalam daerah. Tidak sedikit juga produknya itu dipesan oleh pemilik vila di kawasan Mandalika.
Basri pun menceritakan dirinya yang hanya seorang guru honorer Bimbingan Konseling (BK), namun karena pihak sekolah melihat keahliannya itu akhirnya dia diminta juga untuk mengajarkan seni.
"Awalnya di sekolah tidak ada yang tahu saya bisa kesenian. Kebetulan saya mencoba menulis di tembok dan kepala sekolah pun kaget dengan hasilnya. Akhirnya saya diminta mengajarkan kesenian," urainya.
Dia mengaku, mulai menjadi guru honorer sejak 2009 lalu dan berharap di tahun ini bisa diangkat sebagai Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
"Seni ini bagi saya sudah menjadi hobi. Kalau ada waktu luang atau ada orang yang memesan barulah saya membuat," ungkapnya.(*)