GenPI.co Ntb - Bank Indonesia (BI) optimis pertumbuhan ekonomi di NTB mencapai 6,5-7,5 persen pada 2022 karena indikator lapangan usaha penyumbang produk domestik regional bruto masih menunjukkan tren positif.
"Karena indikator pertumbuhan ekonomi masih bagus, jadi kami tidak ada revisi untuk sementara pertumbuhan perekonomian di NTB," kata Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Achmad Fauzi.
Dijelaskan, BI belum melakukan revisi target pertumbuhan ekonomi NTB pada 2022 seperti yang dilakukan oleh Bank Indonesia pusat.
Dari pusat sudah merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,5-5,3 persen dari semula 4,7-5,5 persen.
Hal itu disebabkan kondisi perekonomian global sebagai dampak dari perang Rusia dengan Ukraina.
Khusus di NTB, pihaknya melihat pergerakan lapangan usaha penyumbang produk domestik regional bruto (PDRB) masih berada dalam tren positif.
Seperti sektor pertanian yang ditandai dengan beras yang tidak menjadi penyumbang inflasi karena harganya relatif bagus dan suplainya juga lancar.
Selanjutnya, ekspor konsentrat hasil tambang masih bagus, di mana produksi konsentrat tembaga pada triwulan III 2022 diperkirakan tumbuh 79,41 persen (yoy).
Sejalan dengan peningkatan utilisasi kapasitas pertambangan yang mendorong produksi dan recovery rate yang mengalami peningkatan.
Pariwisata dan transportasi, lanjut Fauzi, juga makin membaik, di mana permintaan transportasi udara meningkat, terlebih adanya penerbangan rute internasional yang langsung ke Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid.
Namun, di satu sisi ada kenaikan harga tiket pesawat.
Prediksi pertumbuhan ekonomi NTB yang positif pada 2022 juga dilihat dari indikator perdagangan yang sangat bagus.
Hal itu tercermin dari angka survei konsumen, yakni indeks kondisi ekonomi saat ini, indeks ekspektasi konsumen dan indeks keyakinan konsumen yang semuanya di angka 100 persen.(*)