Butuh Perhatian, Bagian Kapal Kuno Mulai Dijarah Masyarakat

18 Juli 2022 11:00

GenPI.co Ntb - Temuan kapal kuno yang ada di Pantai Dedalpak di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) perlu mendapat perhatian pemerintah daerah.

Menurut cerita Anggota Pokdarwis Pondok Kerakat Asri, sebagian kayu, besi dan barang lainnya di dalam kapal dijarah oleh masyarakat.

Untuk mendapatkan kayu, masyarakat menggunakan mesin pemotong sebagai upaya penjarahan.

BACA JUGA:  Penggunaan MyPertamina, Pemkot Mataram Segera Lakukan Penyesuaian

Diceritakan, empat bulan yang lalu warga setempat juga menemukan satu rongsokan kapal laut ditempat yang sama.

Namun sayang kayu dan benda lainnya habis dijarah oleh masyarakat.

BACA JUGA:  Putra NTB Kebanggaan, Zohri Catatankan Waktu Terbaik Musim Ini

Hal itulah yang dikhawatirkan dan tidak diinginkan oleh Asri.

Menurutnya rongsokan kapal tersebut bisa dijadikan situs sejarah dan cakar budaya daerah setempat.

BACA JUGA:  Heboh, Kapal Berusia Ratusan Tahun Muncul di Kabupaten Lotim

"Apa yang diceritakan oleh kakek buyut kita selama ini benar adanya. Juga, ini sebagai langkah awal pemerintah dan ahli arkeolog untuk meneliti keberadaan rongsokan kapal itu," jelas Asri.

Disebutkan, masih banyak benda peninggalan dalam kapal tertimbun pasir, karena lokasinya merupakan bangsal atau pelabuhan perdagangan di era Belanda menguasai Indonesia.

"Areal temuan itu masuk kawasan penambangan pasir besi, saat ini menjadi kolam pengerukan. Namun karena tanggul atau pembatasnya jebol dihantam ombak, sehingga airnya surut itulah yang memunculkan kayu berbentuk moncong kapal laut," tutur Asri.

Senada yang disampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat setempat, Satriawan. 

Dia mengaku pernah diceritakan oleh almarhum neneknya bahwa ada beberapa kapal tenggelam di lokasi tersebut ratusan tahun lalu.

"Almarhum nenek saya pernah menceritakan kami soal kapal laut yang tenggelam di sana, nenek saya pun dapat cerita dari neneknya. Meski demikian, kami tidak berani memastikan kebenaran ceritanya," ujar Satriawan.


Satriawan mengatakan, berdasarkan peta Belanda tahun 1857-1879, lokasi penemuan itu menjadi sentral pedagang dan militer. Terbukti dengan adanya bekas nama bangsal Poh Gading.(antara)

Redaktur: Febrian Putra

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB