GenPI.co Ntb - Jumlah hewan ternak di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) terus mengalami kenaikan. Sejauh ini, kasus PMK telah mencapai angka 20.000 dari 115.000 ekor yang ada di daerah tersebut.
Pemerintah setempat pun menganggap kebutuhan untuk menangani PMK sifatnya mendesak dan harus dianggarkan untuk vaksin maupun pengobatan.
Bupati Loteng Lalu Pathul Bahri mengatakan, untuk mengantisipasi penyebaran PMK maka akan dilakukan penambahan anggaran.
"Nanti akan kami anggarkan di APBD perubahan karena saat ini APBD sedang berjalan dan tidak bisa langsung menganggarkan," katanya kepada GenPi.co NTB Senin (4/7).
Pathul menambahkan, akan melihat dulu berapa biaya yang diusulkan dinas terkait
"Ini penting untuk dianggarkan karena menyangkut kebutuhan masyarakat dan demi memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," ujarnya.
Dia pun mencontohkan, penangangan PMK ini layaknya pengerjaan pembangunan jembatan yang harus segera diatensi.
"PMK ini hal mendesak, maka tidak ada alasan untuk tidak menganggarkan," ungkapnya.
Terkait dengan stok hewan kurban, Pathul mengklaim masih aman dan Distanak sendiri aktif melakukan pemeriksaan.
"Berbagai upaya terus dilakukan Distanak untuk menekan penularan PMK dan memastikan hewan kurban tersedia," jelasnya.
Dari rilis Kementerian Pertanian, Provinsi NTB masuk dalam 5 besar provinsi yang paling banyak hewan ternaknya terjangkit PMK. Posisi Provinsi NTB berada di urutan kedua setelah Provinsi Jawa Timur.(*)