Hidup Berbulan-bulan di Hutan, Begini Kisah Tarzan Rinjani

28 Juni 2022 15:00

GenPI.co Ntb - Pria ini dijuluki Tarzan Rinjani, dia mampu bertahan hidup berbulan-bulan di dalam hutan dengan bekal seadanya. Namanya Rosidi, kulitnya coklat dengan tubuh berotot.

Rosidi mulai menjadi pemburu di kawasan Hutan Aik Berik mulai kelas 3 SD. Kadang dia masuk hutan seorang diri, terkadang juga bersama masyarakat sekitar.

Berburu di hutan baginya adalah pilihan hidup waktu itu, karena ia  tinggal dekat dengan hutan.

BACA JUGA:  Pantau Hewan Kurban di Tengah PMK, Pemkot Mataram Terjunkan Tim

Oleh masyarakat sekitar, dia juga disebut sebagai GPS hidup. Orang Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) pun banyak bertanya kepada Rosidi karena mengenal sebagian besar nama lokal tumbuh-tumbuhan yang ada di hutan serta satwanya.

Atas pengetahuannya itu, membuat si anak rimba itu sering dibawa TNGR mengikuti berbagai kegiatan di luar daerah.

BACA JUGA:  Sekda NTB Pastikan Lomba Desa Berjalan dengan Baik

Rosidi menceritakan pengalamannya selama hidup di hutan. Meski hidup di hutan, namun dia tidak pernah diganggu oleh hal yang tak biasa, misalnya gangguan gaib.

"Saya tidak pernah diganggu makhluk halus selama di hutan karena memang orang tua dulu ada memberikan saya semacam bacaan khusus agar tidak diganggu di hutan," katanya kepada GenPi.co NTB Selasa (28/6).

BACA JUGA:  Investor Kucurkan Rp2,1 Triliun untuk Kereta Gantung Rinjani

Meski sering menemukan binatang buas di hutan, Rosidi mengaku, sejauh ini masih tetap dilindungi. Dia belum pernah digigit atau diserang.

Binatang seperti babi hutan di hutan Aik Berik cenderung menghindar saat melihat manusia. Jika menemukan ular berbisa, Rosidi memilih untuk menghindar. Kecuali dalam kondisi mendesak maka dia akan membunuh ular tersebut.

Pria asal Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara itu juga mengungkapkan, untuk bertahan hidup dengan membawa ransel, kompor portable, beras, bumbu dapur, pisau, botol, dan anjing untuk berburu.

"Salah satu cara saya bisa bertahan hidup berbulan-bulan di hutan adalah berburu rusa dan memakan tumbuhan yang terdapat di hutan," ujarnya.

Untuk memastikan tumbuhan atau buah yang tidak beracun, dia melihat dulu apakah burung memakan tumbuhan atau buah tersebut. Jika dimakan maka otomatis tidak beracun.

"Banyak ciri-ciri dari tumbuhan yang saya pelajari, apakah bisa dimakan atau tidak. Selama memakan berbagai tumbuhan, Alhamdulillah saya tidak pernah keracunan," ungkapnya.

Pemuda 30 tahun ini menyebut, ingin mengabdikan diri untuk melindungi hutan dan membagi pengalaman serta pengetahuan seputar hutan kepada siapa saja yang ingin belajar.

Untuk diketahui, hutan Aik Berik merupakan jalur pendakian menuju Gunung Rinjani yang telah diresmikan TNGR. Di kawasan ini kondisi tutupan lahan terbilang masih lebat. 

Beragam fauna dan fauna pun terdapat di tengah hutan ini.(*)

Redaktur: Febrian Putra Reporter: Ahmad Sakurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB