GenPI.co Ntb - Jumlah sapi yang terserang virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) meningkat drastis. Saat ini, sudah mencapai 2.035 kasus.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Loteng M Taufiqurrahman mengatakan, sapi yang terkonfirmasi sembuh sebanyak 1061 ekor. Sedangkan yang masih sakit 974 ekor.
"Jumlah itu tersebar di 11 Kecamatan. Hanya Kecamatan Pringgarata saja yang masih bebas PMK," katanya, kepada GenPi.co NTB Senin (30/5).
Diakui, pusat serangan baru atau penyebaran virus PMK tinggi di Kecamatan Kopang dan Janapria.
Meski begitu, kata dia, sejauh ini belum ada kasus kematian ternak akibat PMK. Hanya saja, ada 7 kasus anak sapi yang mati akibat gangguan terhadap induk yang terserang PMK.
"Kasus itu terjadi dua Minggu terakhir. Anak sapi mati karena tidak bisa menyusu di induknya," ujarnya.
Arman mengaku, stok obat anti biotik dan anti sulvidon sudah minim. Obat itu hanya bisa didapatkan di luar pulau seperti, Bali dan Surabaya.
"Stok obat sangat terbatas. Sementara ini peternak didorong agar pengobatan dilakukan secara swadaya karena anggaran untuk obat belum bisa dicairkan," jelasnya.
Dijelaskan bahwa obat memang bukan untuk membasmi virus. Hanya saja, untuk pengobatan terhadap inveksi pada hewan.
Terhadap hewan ternak yang tidak terjangkit PMK, pihaknya mengerahkan tim untuk melakukan penyuntikan vitamin secara gratis.(*)