Sekitar 2.800 Sapi di Kabupaten Lotim Terjangkit PMK

25 Mei 2022 16:00

GenPI.co Ntb - Pemkab Lotim mencatat berdasarkan data sementara ribuan ternak sapi sudah terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Terdata sebanyak 2.800 kasus positif yang terdata hingga dengan saat ini," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakkeswan Lombok Timur, drh Hultatang dilansir dari Antara.

Kasus Penyakit Mulut dan Kuku yang menyerang ternak sapi hingga saat masih belum terkendali, bahkan kasus tersebut mulai meluas di 21 kecamatan yang ada di Lombok Timur.

BACA JUGA:  Perusahaan Diminta Bangun Pabrik Jagung di NTB

Penyebaran wabah PMK tersebut dimulai dari Kecamatan Aikmel yang menyebar di Kecamatan Wanasaba, Pringgabaya hingga Sembalun.

Dijelaskan, tim sudah disebar di 21 Kecamatan di Kabupaten Lombok Timur untuk melakukan pengobatan dan melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap hewan-hewan yang masih sehat agar tidak tertular PMK.

"Kasus tertinggi ada di Kecamatan Pringgebaya sebanyak 600 ekor," katanya.

BACA JUGA:  Virus PMK di Loteng Serang 9 Kecamatan

Pada pertengahan Juni mendatang pemerintah akan mendatangkan vaksin PMK sehingga diharapkan bisa mencegah penyebaran lebih meluas.

"Antisipasi saat ini hanya dengan pengobatan dan penyemprotan disinfektan," katanya.

BACA JUGA:  Penghentian Lalu Lintas Perdagangan Sapi, Pengusaha Keberatan

Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lombok Timur Mashyur mengatakan, untuk mencegah penularan PMK tersebut, pemerintah daerah menutup pasar hewan selama tiga minggu.

Menutup setiap kandang ternak untuk sementara. Satu-satunya cara untuk memutus rantai penyebaran adalah dengan menutup semua akses yang membatasi mobilitas peternak.

"Langkah ini adalah satu-satunya cara memutus rantai penyebaran saat di samping mengupayakan vaksin untuk ternak," katanya.

Dirinya juga menghimbau peternak agar tidak panik, serta bersabar, jangan karena adanya wabah ini Peternak menjual ternak nya dengan harga rendah, terlebih potensi kesembuhan dari PMK di Lombok Timur tergolong tinggi.

"Para peternak agar tidak panik dulu, perbanyak sabar, serta tingkatkan kewaspadaan dengan mematuhi segala arahan Pemerintah," sambungnya.(*)

Redaktur: Febrian Putra

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB