GenPI.co Ntb - Perusahaan yang membeli jagung di NTB diharapkan membangun industri pengolahan. Hal ini dinilai akan meningkatkan harga jual jagung petani.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan, perusahaan harus menyikapi rendahnya harga jagung di tingkat petani pada musim panen tahun ini seperti di Pulau Sumbawa.
Terlebih lagi, Kementerian Pertanian sudah tak memberikan izin ekspor jagung dari NTB dengan alasan sejumlah daerah di Indonesia membutuhkan jagung untuk kebutuhan industri.
"PT Seger jangan hanya trader saja, namun harus mau dan mampu mengelola jagung itu di sini. Karena, kalau tidak dikelola dan hanya trader, selalu yang jadi korban adalah petani," katanya dilansir Antara.
Dijelaskan, proses industrialisasi dari bahan baku jagung harus mulai dilakukan. Sebab, jika hanya dilakukan aktivitas jual beli bahan baku, maka petani tidak akan mendapat untung yang sesuai harapan.
Awalnya, Gubernur NTB menginginkan dilakukannya ekspor jagung karena menumpuknya hasil panen petani dan harganya menjadi jatuh. Namun, pemerintah pusat memiliki pertimbangan lain, sehingga kegiatan ekspor belum menjadi pilihan.
"Sebenarnya saya yang berat hati kalau jagung diekspor, namun idealisme kadang-kadang harus berdamai dengan keadaan masyarakat," urainya.
"Kementan akhirnya melarang kegiatan ekspor karena menurut kementerian, jangan sampai kita ekspor, namun di sini kebutuhan jagung masih diperlukan," tambahnya.
Gubernur menyatakan bahan baku jagung yang melimpah ke depannya harus mampu diolah di dalam daerah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan baru kemudian diekspor.
Proses industrialisasi ini menjadi hal yang mendapat atensi serius dari Pemprov NTB. Karena itu, dia mendorong perusahaan untuk ikut andil dalam industrialisasi di NTB.
"Kalau tidak ada industrialisasi, bahan baku jagung tidak diolah di sini, maka tiap tahun kita akan mengalami masalah yang sama. Misalnya, harga jagung turun, harga gabah tidak terkendali, harga tembakau turun dan sejumlah komoditas lainnya. Kondisi tersebut merugikan petani," ujarnya.(*)