GenPI.co Ntb - Pendiri Nahdlatul Wathan TGKH M Zainuddin Abdul Madjid menempatkan prioritas perjuangan dengan membangun pendidikan dan memodernisasi lembaga pendidikan Islam.
Organisasi penting, namun yang paling utama adalah pendidikan bagi murid-muridnya.
Ketua Umum Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) TGB HM Zainul Majdi mengatakan, TGKH M Zainuddin Abdul Madjid menempatkan prioritas perjuangannya dengan membangun pendidikan dan memodernisasi lembaga pendidikan Islam.
"Dakwah yang paling prioritas adalah membangun sekolah. Beliau sampai mengorbankan posisi sebagai imam di Mekkah," katanya dalam siaran Inspirasi Ramadan 2022.
Dalam acara bertajuk "Inspirasi Keteladanan TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid" yang ditayangkan di akun Youtube BKN PDI Perjuangan, TGB mengajak masyarakat untuk mengenal ulama kharismatik asal Lombok tersebut yang memiliki peran besar dalam pertumbuhan nasionalisme dan pendidikan.
"Kalau bicara dalam konteks organisasi, jadi ada keunikan, kalau dalam Nahdlatul Wathan itu sekolah dulu baru bergabung ke organisasi. Bukan dari awal organisasi," ujarnya.
Wathan juga memiliki visi lain, yakni menjadi organisasi yang mampu menyatukan dimensi keislaman dan keindonesiaan di NTB.
"Antara keislaman dan keindonesiaan itu, dalam bahasa beliau, dalam satu tarikan napas. Selalu beliau sampaikan yang namanya Nahdlatul Wathan di dunia Islamiah itu tidak hanya berdimensi Islam, tetapi berdimensi Indonesia," tuturnya.
Selain untuk tujuan pendidikan, Nahdlatul Wathan merupakan organisasi yang menjadi salah satu komponen utama dalam membangun keberagaman di NTB bersama dengan beberapa organisasi lainnya.
"Kalau dilihat secara kultural, Nahdlatul Wathan itu menjadi komponen utama di dalam membangun corak keberagamaan di NTB bersama dengan Nahdlatul Ulama dan komponen-komponen lain," kata TGB.
Dia memandang sosok Hamzanwadi (panggilan TGKH M Zainuddin Abdul Madjid) adalah guru bagi semua kalangan. Bahkan, menjadi pembuktian saat dinobatkan sebagai pahlawan nasional.
"Beliau adalah figur yang menjadi guru bagi semua, dan beliau satu-satunya pahlawan nasional dari NTB," kata dia.
TGB menyebut pesan yang dibawa pendiri NW, NWDI, dan NBDI itu adalah menjadi Islam di Indonesia bukan seperti berada di ruang hampa. Tetap ada ruang dan waktunya.
"Sejak awal selalu menanamkan kepada kami semua santrinya, bahwa kita ini berislam bukan di ruang hampa. Tapi kita berislam di ruang dan waktu. Ruang itu namanya Indonesia, waktu itu namanya sekarang. Karena itu tidak bisa lepas dari Indonesia," kata TGB.(*)