GenPI.co Ntb - Sumber mata air yang secara tiba-tiba menyembur di teras rumah salah seorang warga di Desa Mantang, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) membuat geger warga sekitar.
Sumber air dari teras rumah milik Agus tersebut diketahui pertama kali menyembur sekitar satu bulan lalu.
Sumber mata air itu pun mendadak viral di media sosial dan dianggap sebagai air ajaib yang memiliki banyak khasiat.
Mendengar dari mulut ke mulut bahwa air tersebut memiliki khasiat membuat warga rela mengantre mendapatkan air.
Pemilik rumah yakni Agus mengatakan, setiap hari ada saja warga yang datang untuk sekadar mengambil air untuk mereka bawa pulang.
"Warga yang datang bukan hanya dari Kecamatan Batukliang, tetapi juga warga Kecamatan Batukliang Utara, Janapria dan Kopang. Bahkan ada juga dari Kabupaten tetangga," katanya, kepada GenPi.co NTB, Senin (4/4).
Diceritakan, sumber mata air itu tiba-tiba muncul setelah ada seekor burung yang baru pertama dia lihat hinggap di pohon depan rumahnya.
"Peristiwa itu terjadi malam Jumat, sebulan yang lalu. Begitu burung terbang, tiba-tiba keramik teras depan rumah saya pecah," ujarnya.
Setelah keramiknya pecah, tiba-tiba menyemburkan air cukup deras.
Dia mengaku, di teras rumah tidak ada pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), apalagi pipa air sumur atau pipa lainnya.
Ajaibnya, semburan mata air itu terkadang tiba-tiba menghilang, kemudian tiba-tiba datang lagi.
Menurutnya, kondisi seperti itu tergantung dari niat orang yang mengambil air, jika niatnya buruk maka sumber mata air akan hilang.
"Sebaliknya, jika niatnya baik.maka air mengalir dengan deras. Percaya atau tidak, kita kembalikan pada Allah," ucapnya.
Daripada teras rumahnya banjir, Agus pun berinisiatif menutup sumber mata air tersebut.
Namun, setelah beberapa kali mencoba menutupi dengan keramik, pasir dan semen, sayangnya kalah cepat dengan semburan air yang cukup deras.
Bahkan, dia mencoba menutupi dengan batu dan bata, Namun lagi-lagi keluar air.
Sehingga, sampai dengan saat ini Agus membiarkan mata air di rumahnya itu mengalir.(*)