GenPI.co Ntb - Vaksinasi yang ada di wilayah Kabupaten Sumbawa masih perlu dimaksimalkan kembali.
Dari keterangan Kapolres Sumbawa AKBP Esty Setyo Nugroho diketahui capaian vaksinasi kurang optimal karena kurangnya vaksinator.
Dia menyatakan bahwa TNI-Polri siap membantu apapun program yang dilaksanakan pemerintah, salah satunya untuk percepatan vaksinasi dalam upaya memenuhi target.
Diakuinya, masih ada beberapa daerah di Kabupaten Sumbawa yang capaian vaksinasinya belum sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan oleh pemerintah baik daerah maupun pusat.
"Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya yakni ketersediaan vaksinnya, dan kesiapan masyarakatnya yang tidak dibarengi dengan kesiapan vaksinatornya," katanya dilansir dari akun Polres Sumbawa
Perwira dua melati di pundak ini memastikan, persoalan ini tidak akan terjadi lagi di Sumbawa. Kondisi ini berbeda dnegan sebelumnya, karena memprioritaskan Lombok dalam event WSBK dan MotoGP.
"Tapi saat ini vaksin sudah banyak, jadi sudah tidak ada kendala masalah vaksin," terang Mantan Kapolres Lombok Tengah ini.
Disinggung pelaksanaan MXGP atau motocross dunia yang yang dilaksanakan di Samota Sumbawa Juni mendatang, Kapolres menyatakan harus sukses, untuk mewujudkan kesuksesan ini, syaratnya terpenuhi target vaksinasi.
"Jangan sampai nanti mendekati MXGP kita kewalahan, vaksin kita masih minim, sehingga kita tidak fokus," katanya.
"Hal ini yang akan diselesaikan di awal agar kegiatan MXGP bisa terlaksana dengan sukses. Maret ini harus sudah mencapai target," sambungnya.
Terkait adanya vaksin yang kedaluwarsa, Kapolres mengaku bahwa selama ini masyarakat terbiasa dengan vaksin Sinovac, sementara yang tersedia Moderna.
Perbedaan vaksin ini yang menjadi penyebab menurunnya antusiasme masyarakat untuk divaksin, sehingga vaksin yang tidak terpakai menjadi kedaluwarsa.
"Ini yang harus kita sikapi, jangan dibiarkan, setiap hari dikontrol vaksin ini oleh UPT. Misalnya vaksin ini ada sekian hari lagi akan kedaluwarsa harus terserap," ujarnya.
Kalau tidak mampu, kata Kapolres, harus didorong atau ditarik untuk daerah lain yang lebih membutuhkan. Dengan begitu tak ada lagi vaksin kadaluwarsa.(*)